Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Tekankan Pemberdayaan Umat untuk Hilangkan Kemiskinan

Kompas.com - 20/10/2021, 08:13 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan soal pemberdayaan umat sebagai salah satu cara menghilangkan kemiskinan. Pasalnya, tingkat kemiskinan di Indonesia diketahui meningkat akibat pandemi Covid-19.

“Pemberdayaan ini harus menjadi bagian dari tugas kita, karena kita memang diperintahkan untuk membangun (umat) dan ini juga bagian dari agama,” ujar Ma'ruf, saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H secara daring, Selasa (19/10/2021) malam, dikutip dari siaran pers.

Baca juga: Maruf: Pemerintah Mempercepat Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

Menurut Ma'ruf, upaya pemberdayaan semakin terbuka bagi umat Islam seiring pengembangan ekonomi dan keuangan syariah oleh pemerintah.

Bahkan, kata dia, kalangan pesantren memiliki kesempatan lebih luas untuk terlibat dalam pemberdayaan ekonomi, baik di sektor keuangan maupun riil.

“Saya bergembira bahwa di kalangan masyarakat sudah mulai dikembangkan, di kalangan pesantren sudah muncul gerakan OPOP (One Pesantren One Product),” kata dia.

Selain itu, ujar Ma'ruf, pesantren juga sudah mulai mengembangkan berbagai kegiatan, seperti bank wakaf hingga berbagai produk halal.

"Saya lihat di beberapa daerah bahkan sudah banyak yang mulai diekspor,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf juga menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai salah satu kunci kemajuan.

"Untuk itu, umat harus terus didorong mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi," ucap Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Targetkan 20 Persen Kemiskinan Ekstrem Teratasi Tahun 2021

Ma'ruf menuturkan, membangun ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat merupakan kewajiban. Dengan demikian, perlu ada upaya untuk melakukan pengembangan inovasi dan teknologi tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah antara lain dengan membangun balai-balai latihan kerja (BLK) di berbagai daerah sebagai tempat masyarakat belajar dan mengasah keterampilan.

BLK juga sudah dibentuk di lingkungan pesantren agar para santri tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki keahlian tertentu.

Menurut Ma'ruf, pendidikan vokasi tersebut melengkapi pendidikan formal mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi dalam menghasilkan SDM berkualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com