Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Atlet PON, Epidemiolog: Pemerintah Harus Evaluasi Penyelenggaraan PON XX Papua

Kompas.com - 12/10/2021, 08:12 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, pemerintah harus melakukan evaluasi pasca menyelenggarakan event yang melibatkan keramaian seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang digelar di Papua.

Hal tersebut menyusul ditemukannya kasus Covid-19 yang menyebabkan terbentuknya klaster di gelaran pesta olahraga terbesar di Indonesia itu.

"Yang sangat penting, setelah mengadakan event-event keramaian seperti ini, pemerintah melakukan evaluasi," ujar Dicky kepada Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Dicky mengatakan, evaluasi sangat penting dilakukan dan tidak boleh lama dalam pelaksanaannya.

Baca juga: Jokowi Perintahkan 7 Atlet PON XX Papua yang Positif Covid-19 Kembali Dikarantina

Evaluasi tersebut, kata dia, dimaksudkan sebagai dasar perbaikan untuk mengadakan event serupa di kemudian hari.

Evaluasi tersebut nantinya akan melihat apa saja yang harus diperbaiki, mulai dari protokol kesehatan, adanya kebocoran-kebocoran, titik-titik lemah dan lengah, hingga usulan perbaikan serta hasil revisinya pun turut diberikan.

"Ini penting untuk menjadi dasar bagi aktivitas-aktivitas olahraga serupa dalam skala kecil. Kalau tidak ada evaluasi dan tidak disampaikan ke publik, nanti terulang lagi," kata Dicky.

Apalagi, saat ini sudah banyak masyarakat yang terinfeksi Covid-19.

Termasuk kesiapan untuk memasuki masa transisi yang salah satunya adalah harus siap dengan beragam protokol kesehatan, antara lain protokol kesehatan di event besar olahraga.

Baca juga: Evaluasi PPKM Sepekan: Covid-19 RI Diklaim Terendah di ASEAN hingga Klaster PON XX

Diketahui kasus Covid-19 dalam penyelenggaraan PON XX di Papua semakin meningkat.

Pada 9 Oktober diketahui terdapat 45 kasus yang keesokan harinya meningkat menjadi 65 kasus.

Kemudian pada Senin (11/10/2021), kasus Covid-19 di PON XX itu pun meningkat lagi menjadi 83 kasus.

Diketahui, atlet dari cabang olahraga judo dan sepatu roda menjadi yang paling banyak terpapar. Adapula atlet dari cabang olahraga motocross, kriket, panahan, dan beberapa cabang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com