Hal tersebut menyusul ditemukannya kasus Covid-19 yang menyebabkan terbentuknya klaster di gelaran pesta olahraga terbesar di Indonesia itu.
"Yang sangat penting, setelah mengadakan event-event keramaian seperti ini, pemerintah melakukan evaluasi," ujar Dicky kepada Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Dicky mengatakan, evaluasi sangat penting dilakukan dan tidak boleh lama dalam pelaksanaannya.
Evaluasi tersebut, kata dia, dimaksudkan sebagai dasar perbaikan untuk mengadakan event serupa di kemudian hari.
Evaluasi tersebut nantinya akan melihat apa saja yang harus diperbaiki, mulai dari protokol kesehatan, adanya kebocoran-kebocoran, titik-titik lemah dan lengah, hingga usulan perbaikan serta hasil revisinya pun turut diberikan.
"Ini penting untuk menjadi dasar bagi aktivitas-aktivitas olahraga serupa dalam skala kecil. Kalau tidak ada evaluasi dan tidak disampaikan ke publik, nanti terulang lagi," kata Dicky.
Apalagi, saat ini sudah banyak masyarakat yang terinfeksi Covid-19.
Termasuk kesiapan untuk memasuki masa transisi yang salah satunya adalah harus siap dengan beragam protokol kesehatan, antara lain protokol kesehatan di event besar olahraga.
Diketahui kasus Covid-19 dalam penyelenggaraan PON XX di Papua semakin meningkat.
Pada 9 Oktober diketahui terdapat 45 kasus yang keesokan harinya meningkat menjadi 65 kasus.
Kemudian pada Senin (11/10/2021), kasus Covid-19 di PON XX itu pun meningkat lagi menjadi 83 kasus.
Diketahui, atlet dari cabang olahraga judo dan sepatu roda menjadi yang paling banyak terpapar. Adapula atlet dari cabang olahraga motocross, kriket, panahan, dan beberapa cabang lainnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/12/08124191/klaster-atlet-pon-epidemiolog-pemerintah-harus-evaluasi-penyelenggaraan-pon