JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, obat Molnupiravir sedang dalam proses pengajuan izin kepada Food and Drug Administration (FDA) selaku Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat.
Belakangan, Molnupiravir ramai diperbincangkan karena diklaim mampu menekan angka kematian pasien yang terinfeksi virus corona.
"Sama halnya sebelum dapat digunakan di Indonesia, tentu saja obat Molnupiravir terlebih dahulu harus menjalani tahapan yang dipersyaratkan oleh Badan POM," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis (7/10/2021).
"Mulai dari tahapan penemuan dan pengembangan, hingga pengawasan keamanan konsumsi obat di masyarakat," tuturnya.
Baca juga: Molnupiravir Diklaim Ampuh Obati Covid-19, Satgas: Semula Dikembangkan untuk Influenza
Wiku mengatakan, Molnupiravir merupakan salah satu antivirus yang pada mulanya dikembangkan untuk influenza. Namun kemudian, obat itu diperkirakan efektif dalam penanganan Covid-19.
"Obat ini bekerja dengan memicu kesalahan pada proses perbanyakan virus dalam tubuh," ujarnya.
Pemerintah Indonesia, kata Wiku, berkomitmen untuk terus meningkatkan aksesabilitas vaksin dan obat ke seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah juga membuka peluang bagi peneliti untuk berinovasi menemukan vaksin dan obat Covid-19 yang aman dan efektif.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa inovasi wajib mematuhi standarisasi nasional dan internasional, serta mematuhi seluruh tahapan pengembangan vaksin dan obat yang baku.
"Semata-mata agar keamanan dan efektivitasnya terjamin," kata Wiku.
Hingga saat ini, lanjut Wiku, upaya pencegahan Covid-19 masih mengutamakan disiplin protokol kesehatan disertai dengan vaksinasi.
Baca juga: Ahli: Molnupiravir Cegah Covid-19 Memburuk, tapi Ini Bukan Obat Ajaib
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pihaknya sudah mendekati produsen obat Molnupiravir yaitu perusahaan farmasi Merck & Co.
Hal itu karena Molnupiravir diklaim mampu mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.
"Jadi obat-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya dan kita sudah juga merencanakan untuk, beberapa malah sudah mulai uji klinis," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (4/10/2021).
Budi juga mengatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan BPOM dan seluruh rumah sakit vertikal untuk melakukan uji klinis dari obat-obat baru, khususnya yang bersifat antibodi monoklonal dan antivirus lainnya.
Ia menyebutkan, uji klinis tersebut penting dilakukan untuk mengetahui jenis obat yang cocok untuk masyarakat Indonesia.
"Dan diharapkan di akhir tahun ini kita sudah bisa mengetahui obat-obat mana kira-kira cocok untuk kondisi masyarakat kita," ujar dia.
Baca juga: Ahli Farmasi Optimistis Molnupiravir Bisa Jadi Alternatif Penanganan Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.