JAKARTA, KOMPAS.com - Bertahun-tahun lamanya Operasi Tinombala digelar untuk menangkap anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Awalnya, pada 2016, operasi gabungan antara TNI-Polri itu digelar untuk meringkus kelompok MIT yang dipimpin Santoso.
Operasi itu membuahkan hasil. Santoso tewas dalam baku tembak dengan aparat pada Juli 2016.
Pucuk pimpinan kelompok MIT kemudian dikendalikan oleh Ali Kalora dan Basri. Setelah Basri tertangkap, Ali Kalora ditetapkan menjadi target sasaran Satgas Tinombala. Hingga kini, Ali Kalora dkk belum tertangkap.
Baca juga: Mengenal Kelompok MIT dan Rangkaian Aksi Teror yang Dilakukannya...
Kelompok itu memang kerap melakukan teror di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya.
Belum lama ini, pada Jumat (27/11/2020), kelompok MIT diduga menjadi pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga dan pembakaran sejumlah rumah di Sigi, Sulteng. Adapun total korban tewas sebanyak empat orang.
Satgas Tinombala, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, anggota Brimob, serta prajurit TNI pun dikerahkan untuk memburu kelompok MIT yang tersisa 11 orang.
Perintah Kapolri
Dengan adanya kejadian tersebut, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis telah memerintahkan anggotanya menindak tegas kelompok MIT.
Bahkan, Idham meminta anggotanya tak segan menembak mati anggota kelompok MIT yang melawan.
Baca juga: Anggota Kelompok MIT Tersisa 11 Orang, Polri Sebar Foto Ali Kalora dkk
“Saya sudah bilang ke anggota, tindak tegas mereka. Jika ketemu lalu mereka melawan, tembak mati saja,” kata Idham melalui keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).
Demi memaksimalkan pencarian terhadap Ali Kalora dkk, Kapolri juga memerintahkan Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso berkantor di Poso.
Adapun, sehari-hari Irjen Abdul Rakhman Baso berkantor di Mapolda Sulteng yang terletak di Kota Palu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan