Jokowi mengatakan, kritik yang membangun sangat penting bagi berbangsa dan bernegara.
Sayangnya, pernyataan Jokowi tersebut seolah berbeda dengan kenyataan yang ada di mana penghapusan mural kritik marak terjadi beberapa waktu terakhir.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, tindakan aparat yang lantas memburu pembuat mural justru terlalu paranoid.
Padahal, ia berpandangan bahwa mural tesebut belum tentu bermaksud untuk mengritik Jokowi.
"Penegak hukum kita terlalu paranoid, terlalu berlebihan. Itu kan mural itu kan belum tentu mengritik Jokowi juga, itu kan mirip, lalu juga itu kan karya seni,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.