JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku marah setelah mengetahui korban kekerasan dua prajurit TNI Angkatan Udara di Merauke, Papua, ternyata warga berkebutuhan khusus.
Karena itu, dirinya memerintah Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mencopot Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Johanes Abraham Dimara Merauke Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto dan Komandan Satuan Polisi Militer (Dansatpom) setempat.
"Karena mereka tidak bisa membina anggotanya. Kenapa tidak peka memperlakukan disabilitas seperti itu. Itu yang membuat saya marah," kata dia.
Baca juga: Panglima TNI Minta Danlanud dan Dansatpom JA Dimara Merauke Dicopot
Hadi beralasan bahwa pencopotan ini tak lepas dari peran kedua komandan yang tak mampu membina anggotanya.
Mantan KSAU ini meminta supaya keputusan pencopotan tersebut harus sudah dilakukan pada malam ini.
"Jadi saya minta malam ini langsung serah terimakan. Saya minta malam ini sudah ada keputusan itu," kata dia.
Diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan prajurit TNI AU menginjak kepala seorang warga viral di media sosial.
Baca juga: Menko Polhukam Ingatkan Prajurit TNI Harus Bersikap Humanis kepada Masyarakat
Video berdurasi 1 menit 20 detik tersebut menunjukkan dua pria berseragam TNI AU tengah mengamankan seorang warga.
Salah seorang anggota mengamankan pria tersebut dengan cara memitingkan badan ke tanah.
Sedangkan satu prajurit lainnya terlihat menginjak kepala warga tersebut dengan sepatu tentara.
Menurut TNI AU, peristiwa ini berawal pada saat dua anggota TNI AU, Serda D dan Prada V, hendak membeli makan di salah satu rumah makan padang di Jalan Raya Mandala–Muli, Merauke, Senin (26/7/2021).
Pada saat bersamaan ternyata terjadi keributan seorang warga dengan penjual bubur ayam yang lokasinya berdekatan dengan rumah makan padang tersebut.
Baca juga: Duduk Perkara Kekerasan Tentara terhadap Warga di Merauke Versi TNI AU
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.