Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pasien Covid-19 Meninggal, Menkes: Telat Masuk RS dan Saturasi Sudah Sangat Rendah

Kompas.com - 26/07/2021, 15:38 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penyebab banyaknya pasien meninggal dunia setelah tertular Covid-19.

Terlambat masuk rumah sakit (RS) dan saturasi oksigen yang sudah sangat rendah menjadi pemicu tingginya angka kematian.

"Akhir-akhir ini Presiden memberikan arahan, banyak pasien yang wafat. Saya sudah cek dengan banyak direktur RS, penyebabnya telat masuk. Saturasi sudah sangat rendah," ujar Budi dalam konferensi pers secara daring usai rapat terbatas kabinet pada Senin (26/7/2021).

Oleh karenanya, Budi menekankan pentingnya pasien Covid-19 mengukur saturasi oksigen mereka dengan alat oxymeter.

Baca juga: Ribuan Warga Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Menkes Duga Banyak yang Tak Mau Lapor

Menurutnya, cara pakai oxymeter sangat mudah, yakni cukup dengan menempelkan alat tersebut ke jari tangan.

Jika setelah diukur diketahui saturasi oksigen di bawah 94 persen maka pasien sebaiknya segera dibawa ke RS atau tempat isolasi terpusat.

"Kalau itu di atas 94 persen tidak usah dibawa karena akan menuh-menuhin RS-nya. Orang yang butuh masuk jadi tidak bisa masuk. Ya biarin di rumah. Yang penting ukur saturasi. Kalau di bawah 94 persen baru dibawa ke RS," tetas Budi.

"Jangan sampai turun saturasi sampai 80 atau 70 sebab merasa sehat. Kadang banyak orang merasa saya hanya batuk kecil, tidak mau diisolasi. Lalu juga banyak yang tikda mau dites. Sekali lagi yang banyak wafat adalah karena terlambat masuk ke RS," lanjutnya.

Dia pun menjelaskan, penyakit Covid-19 bisa disembuhkan apabila terdeteksi sejak dini.

Baca juga: Pasien Isoman Meninggal di Jakpus Kebanyakan Tinggal di Wilayah Padat Penduduk

Budi menggambarkan dengan contoh, di seluruh dunia dari yang 100 yang sakit, yang masuk RS hanya 20 persen. Kemudian yang wafat kemungkinan sekitar 1,7 persen.

Menurutnya kondisi itu lebih rendah daripada kematian akibat TBC atau HIV.

"Tapi harus dirawat dengan tepat dan cepat. Jadi kalau sudah positif cepat dites. Setelah dites cepat ukur saturasi.

"Kalau saturasi di atas 94 persen stay at home. Insyaallah akan sembuh. Tetapi kalau di bawah itu nah itu harus segera dikirim ke RS atau isolasi terpusat," tambah Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com