Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Dukung Pemerintah Buka Pintu Bantuan Luar Negeri untuk Atasi Pandemi

Kompas.com - 09/07/2021, 13:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendukung langkah pemerintah untuk membuka pintu bantuan dari luar negeri dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19.

Rahmad berpendapat, saling bantu antarnegara merupakan hal yang lumrah di tengah terjadinya bencana, termasuk bencana non-alam seperti pandemi Covid-19.

"Ini kan Covid bencana nasional, bencana dunia dan antarnegara saling membantu hal yang lumrah, sedangkan ketika wacana sudah disampaikan Pak Luhut untuk minta bantuan ke negara lain ya kita support, kita dukung," kata Rahmad saat dihubungi, Jumat (9/7/2021).

Rahmad menuturkan, selama ini Indonesia pun menunjukkan simpati dan empati ke negara lain yang dirundung bencana dengan memberikan bantuan.

Baca juga: Beli 10.000 Unit Oksigen Konsentrator dari Singapura, Luhut: Hari ini Datang 30

Oleh sebab itu, menurutnya tidak ada masalah apabila Indonesia yang sedang kesulitan akibat pandemi kini menerima bantuan dari negara lain.

"Saya kira kita buka pintu seluas-luasnya untuk bisa memberikan bantuan kepada kita, itu sebagai sebuah negara tetangga, sebagai sebuah hubungan bilateral yang baik," ujar dia.

Politikus PDI Perjuangan itu pun menilai ada banyak bentuk bantuan yang diberikan, misalnya dengan menambah kuota impor vaksin, memberikan vaksin gratis, menyediakan alat pelindung diri hingga menderikan rumah sakit darurat.

"Untuk penyelamatan jiwa-jiwa yang terancam, kita berikan seluas-luasnya kepada pemerintah untuk membuka pintu opsi-opsi kerja sama minta bantuan kepada negara lain," ujar Rahmad.

Namun, ia menegaskan, bantuan yang diterima Indonesia dari luar negeri harus dipastikan murni sebagai bantuan kemanusiaan tanpa ada kepentingan lain di baliknya.

Baca juga: Australia Beri Bantuan Oksigen, Ventilator, hingga Vaksin AstraZeneca ke Indonesia

"Bukan berarti bantuan untuk ada udang di balik batu, enggak ada itu, yang penting kita minta bantuan ini murni kemnanusiaan untuk memberi bantuan kepada negara kira rakyat Indonesia," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pemerintah telah berkomunikasi dengan Singapura hingga China untuk meminta bantuan terkait penanganan pandemi Covid-19.

Hal itu merespons tingginya lonjakan kasus virus corona di Indonesia beberapa waktu terakhir.

"Kalau ada yang bilang tadi perlu bantuan dari luar kita juga sudah komunikasi dengan Singapura, kita komunikasi juga dengan Tiongkok dan komunikasi juga dengan sumber-sumber lain," kata Luhut dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com