KOMPAS.com - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tingginya angka kematian kasus Covid-19 harus segera diperbaiki dengan menghindari berbagai potensi yang ada.
Salah satu hal yang bisa dilakukan, kata dia, adalah dengan memfokuskan penanganan pada kasus aktif. Lewat cara ini, diharapkan nyawa para pasien Covid-19 bisa diselamatkan.
“Angka kematian yang terus meningkat ini tidak dapat ditoleransi. Sebab, satu kematian saja terbilang nyawa,” ujar Wiku dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (1/7/2021).
Ia menjelaskan, rata-rata kematian yang terjadi pada puncak pandemi Covid-19 kedua di Indonesia sangat tinggi, bahkan persentasenya mencapai lebih dari 400 persen.
Baca juga: Epidemiolog Nilai Indonesia Belum Lewati Puncak Pandemi meski Kasus Harian Covid-19 Turun
Persentase tersebut didapat dari lima provinsi dengan kasus tertinggi, yaitu Jawa Barat (Jabar) yang naik 463 persen, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta (236 persen), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (148 persen), Jawa Timur (Jatim) (145 persen) dan Jawa Tengah (Jateng) (75 persen).
“Saat ini, provinsi penyumbang kasus aktif tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 57.295 kasus. Disusul Jabar 43.436 kasus, Jateng 33.805 kasus, DIY 8.917 kasus dan Jatim 7.488 kasus,” ucap Wiku.
Dengan banyaknya kasus aktif saat ini, kata dia, pemerintah belum terlambat untuk menekan angka kematian.
Wiku menyatakan, penanganan pasien Covid-19 secara tepat dapat menekan angka kematian. Utamanya, pada pasien dengan gejala sedang-berat.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19, Kemenkes: RS Tangani Pasien Gejala Sedang, Berat, dan Kritis
Kendati demikian, kondisi dari kelima provinsi tersebut akan mempersulit penanganan pada pasien gejala berat.
“Pasalnya, lima provinsi ini memiliki keterisian tempat tidur isolasi dan intensive care unit (ICU) diatas 70 persen. Bahkan, DKI Jakarta mencapai lebih dari 90 persen,” imbuh Wiku.
Namun, ia meyakini bahwa fokus pencegahan kematian dapat dilakukan berdasarkan kelompok usia yang paling rentan.
Untuk diketahui, persentase kematian pada kelima provinsi yang paling tinggi terjadi pada kelompok usia lanjut usia (lansia).
Baca juga: Doni Monardo Sebut Persentase Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Meningkat
“Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya komorbid pada lansia, serta imunitas yang semakin menurun seiring bertambahnya usia. Sekitar lima sampai 19 persen lansia yang terkena Covid-19 meninggal dunia,” ujar Wiku.
Ia menjelaskan, selain lansia, anak-anak merupakan kelompok yang rentan terpapar Covid-29 apabila luput dari pengawasan. Kendati demikian, angka kematian pada kelompok ini tidak setinggi kelompok dewasa dan lansia.
Baca juga: Menkes Berharap Kelompok Lansia Ikuti Langkah Wapres soal Vaksinasi Covid-19
Adanya kerentanan kasus Covid-19 yang menimpa anak-anak tersebut dibuktikan dengan kematian para anak bawah lima tahun (balita) sekitar 30-50 persen di lima provinsi dengan kasus tertinggi.
“Untuk itu, kami mohon kepada seluruh pemerintah provinsi (pemprov) untuk melihat lebih dalam pada kematian akibat Covid-19. Pastikan data kematian menjadi salah satu yang harus dipantau secara berkala,” imbuh Wiku.
Khusus untuk lima provinsi dengan kasus tertinggi, kata dia, diharapkan bisa disikapi dengan sejumlah tindakan konkret untuk menekan angka kematian
Baca juga: Bamsoet Minta Kapasitas Tes Covid-19 di Lima Provinsi Ini Ditingkatkan
Tak hanya memaparkan data kematian, Wiku juga meminta kepada pemerintah daerah (pemda) untuk memastikan rumah sakit (rs) rujukan Covid-19 telah memadai.
Apabila diperlukan, kata dia, pemda diminta segera melakukan konversi tempat tidur.
“Selain itu, pemda juga harus meningkatkan tracing atau pelacakan kontak erat. Utamanya, pada pasien lansia dan dengan kondisi komorbid agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin,” ujar Wiku.
Tidak hanya tracing, imbuh dia, pemda pun harus membatasi aktivitas lansia dan anak-anak, khususnya, balita atau kelompok rentan lain di ruang publik.
Baca juga: PPKM Darurat, Menkes: Testing dan Tracing Ditingkatkan 3-4 Kali Lipat
Menurut Wiku, peran keluarga atau orang-orang terdekat menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko kematian pada kelompok rentan.
“Saya mengapresiasi tindakan Satgas Covid-19 Depok yang secara konkret melarang ibu hamil, lansia dan balita untuk masuk ke dalam mall atau pusat perbelanjaan. Semoga, daerah-daerah lain juga bisa mengikuti tindakan tegas ini,” jelasnya.
Oleh karenanya, Wiku berpesan kepada seluruh masyarakat yang tinggal bersama lansia agar lebih waspada dan terus menerapkan protokol kesehatan (prokes), bahkan ketika berada di dalam rumah.
Ia mencontohkan, apabila baru pulang dari bepergian, pastikan untuk segera membersihkan diri sebelum berkontak dengan lansia.
Baca juga: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Terus Naik, Satgas Imbau Masyarakat Lindungi Lansia
“Terlebih apabila mengalami gejala Covid-19 atau kontak erat dengan orang positif, mohon untuk membatasi interaksi dengan lansia untuk sementara waktu sampai benar-benar aman,” ucap Wiku.
Ditengah lonjakan kenaikan kasus positif, Satgas Covid-19 meminta masyarakat untuk tidak lagi menerapkan proteksi diri secara biasa.
“Proteksi ekstra sangat dibutuhkan mengingat penularan saat ini lebih tinggi. Kuncinya adalah pelaksanaan prokes, seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan cara yang benar” ujarnya.
Tak lupa, Wiku mengingatkan, orangtua harus ekstra melindungi serta mengawasi aktivitas anak-anak, terutama balita.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Bertambah 7.541, 13 Persennya Menimpa Anak-anak
Salah satunya dengan memberikan proteksi diri lebih ketat, seperti penggunaan masker maupun lapis masker.
“Ajarkan sedini mungkin pentingnya mencuci tangan dan tidak menyentuh area yang kotor. Jangan membawa anak-anak ke luar rumah, terutama ke tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan. Sudah tentu kita ingin melindungi orang-orang tercinta dari ancaman Covid-19,” kata Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.