JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, berat bagi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menjadi calon presiden pada 2024.
Alasannya, menurut Adi, partai-partai politik saat ini terkesan sudah 'mengunci' nama-nama tokoh yang akan mereka jagokan pada pemilihan presiden nanti.
"Saya menduga agak berat bagi Ridwan Kamil untuk menjadi capres melalui partai politik yang saat ini sudah hampir digembok elite-elite mereka," kata Adi dalam acara peluncuran survei, Sabtu (5/6/2021).
Baca juga: Soal Pilpres, Ridwan Kamil Akui Mulai Dekat dengan Petinggi Parpol
Menurut Adi, sejumlah parpol sudah menunjukkan kecenderungannya untuk mengusung tokoh tertentu.
Misalnya Partai Golkar yang ingin mengusung Airlangga Hartarto atau Partai Kebangkitan Bangsa yang ingin mengusung Muhaimin Iskandar.
Lalu, PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat sudah memiliki jago masing-masing.
Sedangkan PKS terkesan identik dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Saya kira belum ada satupun partai politik yang meng-endorse, mencoba dekat, pendekatan dengan Ridwan Kamil ya untuk menuju 2024," ujar Adi.
Berdasarkan survei yang dilakukan Parameter Politik Indonesia yang diselenggarakan pada 23-28 Mei 2021, Ridwan Kamil tercatat memiliki elektabilitas sebesar 6 persen.
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, berada di posisi kelima dalam survei elektabilitas dengan simulasi 15 nama calon presiden.
Baca juga: Disepakati di DPR: Pilpres 2024 Digelar 28 Februari, Pilkada Serentak 27 November
Elektabilitas mantan Wali Kota Bandung itu berada di bawah Prabowo Subianto (18,3 persen), Ganjar Pranowo (16,5 persen), Anies Baswedan (15,1 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (7 persen).
Sebelumnya, Emil mengaku mengakui dirinya sering bertemu dengan para petinggi partai politik, yakni Muhaimin Iskandar dari PKB, Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
"Besok saya juga akan bertemu dengan Ketua Umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Bandung. Kemudian malamnya ketemu dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Silaturahmi ini terus saya jaga, komunikasi juga," kata Emil saat berkunjung di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (3/6/2021).
Meski sudah banyak menemui para petinggi partai, Emil tak ingin dianggap sudah di atas angin karena seluruh pilihan politik tetap ada pada rakyat.
"Terhadap rakyat juga tidak boleh pilih-pilih, tukang becak, profesor, semuanya sama suaranya kita butuhkan. Politik itu jangan membatasi diri kita," ujar Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.