Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Gempa Nias Barat Tak Berpotensi Tsunami, Getaran Dirasakan hingga Aceh

Kompas.com - 15/05/2021, 09:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan, gempa bumi di kawasan Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara pada Jumat (14/5/2021) sekitar pukul 13.30 WIB, bermagnitudo 6,7 tak berpotensi tsunami.

Namun, ia mengatakan bahwa guncangan gempa tersebut dirasakan oleh masyarakat sekitar dengan intensitas yang bervariasi.

"Jumat 14 Mei 2021 pukul 13.33.09 WIB di Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera diguncang gempa tektonik. Kekuatan Magnitudo 7,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 6,7," kata Dwikorita dalam keterangannya, Jumat (14/5/2021).

Ia menjelaskan, pusat gempa (episenter) terletak pada koordinat 0,2 derajat Lintang Utara dan 96,69 derajat Bujur Timur atau berada di laut pada jarak 125 kilometer arah barat daya Kota Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara.

Baca juga: Waspada Gempa Susulan di Nias, Masyarakat Diimbau Hindari Bangunan yang Retak

Adapun kedalaman pusat gempa (hiposenter) di Nias Barat mencapai 10 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang berada di zona outer-rise atau di luar zona subduksi lempeng," jelasnya.

Berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki mekanisme sesar turun atau normal fault.

Lebih lanjut, Dwikorita menyebut gempa tersebut dirasakan di Gunung Sitoli, Kabupaten Nias dengan intensitas III-IV MMI, yaitu dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.

Selanjutnya, masyarakat di Banda Aceh merasakan gempa Nias dengan intensitas III MMI, yang indikasinya getaran dirasakan nyata dalam rumah.

"Getaran tersebut terasa seolah terdapat truk yang melewati area sekitar," ujarnya.

Kemudian, di Aek Godang, Aceh Tengah, gempa bumi tersebut dirasakan dengan intensitas II MMI, yaitu getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dengan indikasi benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ucap Dwikorita.

Dia menambahkan, hingga Jumat pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan sebanyak sembilan kali dengan variasi Magnitudo 3,3 hingga 5,3.

Selain itu, Dwikorita mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya menyusul gempa di Nias.

Namun, ia mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.

Masyarakat juga diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com