Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Gubernur Maluku Bentak Protokoler Kepresidenan, Ini Penjelasan Istana

Kompas.com - 07/05/2021, 13:48 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Istana Kepresidenan angkat bicara soal video yang viral di media sosial yang memperlihatkan Gubernur Maluku Murad Ismail marah dan membentak seorang perempuan.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan, perempuan tersebut merupakan protokoler Istana Kepresidenan.

Peristiwa itu terjadi ketika Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja untuk menemui korban gempa di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, 29 Oktober 2019.

Menurut Heru, peristiwa tersebut terjadi semata karena kesalahpahaman.

"Itu hanya kesalahpahaman saja, tidak perlu dibesar-besarkan," kata Heru melalui keterangan tertulis, Jumat (7/5/2021).

Baca juga: Video Viral Gubernur Maluku Marah dan Bentak Seorang Wanita, Begini Penjelasan Pemprov

Heru juga mengatakan bahwa kedua pihak telah meluruskan kesalahpahaman selepas kejadian.

"Saat itu juga sudah diselesaikan dan tidak ada permasalahan," ujarnya.

Heru menyebutkan, hingga saat ini Gubernur Maluku beserta jajarannya sangat kooperatif jika Presiden berkunjung ke Maluku untuk kunjungan kerja.

"Peristiwa ini terjadi tahun 2019 ketika Presiden meninjau gempa di Maluku. Gubernur Maluku dan jajarannya sangat koperatif jika Presiden berkunjung ke Maluku," tuturnya.

Baca juga: Nyatakan Perang ke Menteri Susi, Ini 5 Fakta soal Murad Ismail

Untuk diketahui, baru-baru ini viral video di media sosial yang memperlihatkan Gubernur Maluku tengah marah dan membentak seorang perempuan di jalan raya.

Dalam video yang diterima Kompas.com itu, tampak Gubernur Murad Ismail dengan suara lantang memarahi dan membentak seorang wanita yang ada di sampingnya.

“Kamu siapa? Bodok, marah-marah lagi,” kata Murad kepada wanita tersebut dengan suara lantang.

Senada dengan pihak Istana Kepresidenan, Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang menyebutkan, video itu merupakan video lama saat kunjungan Presiden di lokasi pengungsian gempa di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, pada September 2019.

Baca juga: Jokowi-Ma’ruf Kalah di TPS Tempat Ketua TKD Murad Ismail Nyoblos

“Video itu kan sudah lama, ini juga sekalian mengklarifikasi jadi itu terjadi saat kunjungan Pak Presiden di Tulehu, masih ingat ya,” kata Kasrul kepada wartawan di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (6/5/2021).

“Jadi saat iring-iringan Pak Presiden, Pak Gubernur dan para pejabat lainnya itu mau ke Universitas Darusalam kalau enggak salah. Nah, di tengah jalan itu, kalau tidak salah mobil Presiden berhenti untuk menyapa masyarakat, Gubernur itu ada di belakang. Pak Gub mau maju dihalangi ibu itu,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com