Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Catatan Krusial Komnas HAM Terkait Situasi Terkini Papua

Kompas.com - 06/05/2021, 16:52 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat ada tiga poin krusial yang tengah dihadapi Papua belakangan ini.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara menjelaskan, catatan pertama yakni siklus kekerasan yang tidak kunjung berhenti dan telah memakan korban meninggal dunia.

Baik itu aparat keamanan TNI-Polri hingga masyarakat sipil.

"Bahkan teman-teman dari daerah lain juga ikut jadi korban. Selain korban jiwa juga ada luka-luka dan juga menimbulkan kerusakan fasilitas publik," ujar Beka dalam diskusi virtual bertajuk "Menanti Perdamaian di Papua: Urgensi Penghentian Kekerasan", Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Pelabelan KKB Teroris Dinilai Bukti Pemerintah Buntu Ide Selesaikan Konflik Papua

Kedua, lanjut Beka, Komnas HAM mencatat belum terjangkaunya kualitas dan layanan publik ke semua daerah di Papua.

Kualitas dan layanan publik itu bertujuan untuk pemenuhan hak ekonomi, sosial, dan budaya.

Kondisi ini juga diperparah dengan kapasitas pemerintah daerah di Papua yang sepenuhnya belum bisa maksimal.

"Kita juga yang mungkin concern soal Papua tahu betul bagaimana kapasitas pemerintah daerah di Papua yang sepenuhnya belum bisa maksimal untuk memberikan layanan publik dalam pemenuhan hak ekonomi, sosial, dan budaya," kata Beka.

Ketiga, imbuh Beka, yakni pemerintah pusat lebih mengutamakan pendekatan hak ekonomi dibandingkan dengan hak sipil, politik, dan budaya dalam menyelesaikan permasalahan Papua.

Baca juga: Kamis Sore, Panglima TNI dan Kapolri Terbang ke Papua

Beka mencatat, setidaknya sudah lebih dari 12 kali Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Papua.

Sayangnya, kunjungan kerja tersebut lebih banyak menaruh perhatian terhadap aspek pembangunan infrastruktur dan investasi.

Sebaliknya, Jokowi dianggap telah menganulir hak sipil, politik, sosial, budaya, termasuk hak masyarakat adat dan hak ulayatnya. "Itu situasi umum di Papua," imbuh Beka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com