Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kecanggihan MV Swift Rescue, Kapal Singapura yang Bantu Cari KRI Nanggala-402

Kompas.com - 22/04/2021, 13:56 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI menyebut kapal penyelamat kapal selam milik Angkatan Laut Singapura (RSN), MV Swift Rescue telah diberangkatkan guna membantu pencarian KRI Nanggala-402 pada Rabu (21/4/2021) sore.

MV Swift Rescue dijadwalkan tiba di lokasi pencarian hilangnya KRI Nanggala-402 pada Sabtu (24/4/2021).

Selain Singapura, Indonesia juga akan mendapat sokongan dari Malaysia yang mengerahkan kapal Rescue Mega Bakti yang dijadwalkan tiba pada Senin (26/4/2021).

"Penawaran bantuan dari negara sahabat yang pertama dari Singapura. Malaysia juga menawarkankan kapal resque Mega Bakti (rencana datang) pada tanggal 26 April," ujar Riad dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Kapuspen TNI: Singapura dan Malaysia Tawarkan Bantuan Cari Kapal Selam Nanggala-402

Adapun spesifikasi dan kecanggihan MV Swift Rescue sendiri sebagai berikut:

Dilansir dari Straits Times, MV Swift Rescue merupakan kapal yang sudah dioperasikan RSN sejak November 2008. Kapal ini dilengkapi dengan kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER).

Sementara sistem penyelamatannya sendiri mencakup Submarine Rescue Vehicle (SRV) dan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). SRV terintegrasi dengan SSRV dan akan diangkut ke lokasi kapal selam yang tertekan.

MV Swift Rescue memiliki panjang 85 meter, lebar 18,3 meter dan draft 4,3 meter. Kedalaman ke dek utama adalah 7,5 meter dan berat kapal 4.290 ton.

Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Pimpinan Komisi I Sebut Sinyal Kuat Peremajaan Alutsista

Kapal tersebut dapat membawa 27 awak untuk melakukan operasi penyelamatan dan pelarian kapal selam.

MV Swift Rescue dilengkapi dengan Submarine Rescue Vehicle DSAR 6, ruang Transfer under Pressure (TUP), Launch and Recovery System (LARS), Integrated Navigation and Tracking System, Remotely Operated Vehicle (ROV), dan helipad.

Swift Rescue memiliki kecepatan maksimal 12 knot dan dapat beroperasi di laut terus-menerus hingga 28 hari.

Baca juga: TNI Minta Media Tak Bikin Analisis Sendiri soal Penemuan KRI Nanggala-402

Kapal ini dilengkapi dengan kapal selam Deep Search and Rescue Six (DSAR 6).

DSAR 6 mampu terjun ke kedalaman air, menempelkan tubuhnya ke kapal selam yang lumpuh, menyelamatkan penumpang dan membawa mereka kembali ke kapal.

Personel yang terlatih dalam pengobatan hiperbarik dapat merawat mereka.

Kapal ini juga dilengkapi dengan ruang kompresi ulang yang membantu mencegah dan mengobati penyakit dekompresi, bangsal ketergantungan tinggi delapan tempat tidur, dan ruang sakit dengan ketersediaan 10 tempat tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com