Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planas PRB Harap Konsep Konvergensi Cegah Ketidakefisienan Sumber Daya Pencegahan Bencana

Kompas.com - 14/04/2021, 19:43 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana Indonesia (Planas PRB) Ninil Jannah berharap konsep konvergensi adaptasi perubahan iklim (API) dan PRB dapat mencegah ketidakefisienan dalam sumber daya pencegahan bencana.

"Kami ingin konvergensi itu mencegah adanya ketidakefisienan dalam reosurces pencegahan bencana karena nantinya resources ini akan terbatas," ujar Ninil di acara webinar yang digelar BNPB, Rabu (14/4/2021).

Menurut dia, konvergensi tersebut sangat penting untuk mengatur resources yang digunakan dalam perencanaan pencegahan bencana.

Antara lain sumber daya yang digunakan baik di masyarakat, pemerintah, maupun lembaga usaha bisa efektif agar perencanaan pencegahan tersebut tidak berulang antara lembaga satu dengan lainnya.

Baca juga: BNPB: Lebih dari 53.000 Desa di Indonesia Rawan Bencana

Selama ini, kata dia, pemerintah melakukan hal yang sama, baik di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Sebab tidak ada koordinasi sehingga terjadi pengulangan-pengulangan. Ada yang sama-sama bikin peta bencana dan lainnya, duitnya sama-sama APBN tapi dilakukan terpisah," kata dia.

Menurut Ninil, pendekatan PRB maupun API dengan konvergensi akan membuat aksi-aksi dan rancangan pencegahannya akan lebih holistik.

Melalui konvergensi, kata dia, ketika praktisi API melakukan intervensi di desa atau suatu komunitas, maka pemahaman yang baik tentang risiko atau penanggulangan bencana akan membuat masyarakat desa terintervensi.

Baca juga: BNPB: Lebih dari 53.000 Desa di Indonesia Rawan Bencana

"Utamanya yang berkaitan dengan kesiapsiagaan. Itu tidak akan terjadi kalau praktisi tidak menggunakan pendekatan yang mencoba mempertemukan API dan PRB ini," kata dia.

Ninil mengatakan, saat BNPB menjadi lebih holistik karena menggunakan konvergensi, maka BNPB akan mendapatkan keuntungan untuk pengembangan kehidupan masyarakat.

Antara lain melalui pengetahuan tentang bagaimana mengelola lingkungan hidup dengan baik yang disampaikan kepada masyarakatnya.

"Jadi ada keuntungan yang diperoleh kalau melakukan konvergensi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com