Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LAB 45: Individu hingga Tempat Keagamaan Jadi Sasaran Utama Aksi Teror

Kompas.com - 30/03/2021, 16:23 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Analis Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) menyebut, selama periode 2000 hingga 2021, telah terjadi 552 aksi teror di Indonesia.

Sasaran utamanya yakni individu atau aset pribadi, polisi, hingga tokoh atau tempat keagamaan.

"Ada tiga sasaran utama aksi teror, yaitu individu/aset pribadi (24 persen), aparat kepolisian (17 persen), dan tokoh/tempat keagamaan (15 persen)," kata Analis Utama Politik Keamanan LAB 45, Andi Widjajanto, kepada Kompas.com, Selasa (30/2/2021).

Baca juga: 552 Aksi Teror Terjadi Sejak Tahun 2000, Terbanyak Ada di Era SBY

Aksi teror juga menyasar fasilitas komersial atau pariwisata (13 persen), pemerintahan (8 persen), militer (7 persen), transportasi (3 persen), jurnalis/media (2 persen), misi diplomatik (2 persen) dan paramiliter (1 persen).

Kemudian, mayoritas serangan teror cenderung berupa aksi pengeboman (51 persen). Disusul serangan bersenjata (30 persen), serangan pada fasilitas umum (8 persen), pembunuhan (5 persen), penculikan (4 persen) dan serangan tak bersenjata (1 persen).

"Aksi pengeboman cenderung menurun dari tahun 2000 sampai 2015, namun terjadi peningkatan serangan sejak tahun 2016," ujar Andi.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gerbang Katedral Makassar dan Ancaman Teror Serentak

Selanjutnya, sebesar 50 persen aksi teror dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan Al Qaeda.

Kemudian, 26 persen aksi teror dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berafiliasi dengan ISIS, 15 persen oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD), 8 persen oleh Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan 1 persen oleh Mujahidin Indonesia Barat (MIB).

Dari ratusan aksi teror itu, sebanyak 52 persen cenderung berdaya rusak rendah dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan dirakit.

Sementara 30 persen berdaya rusak sangat rendah, 12 persen daya rusak sedang dan 3 persen berdaya rusak tinggi atau kritikal.

Baca juga: Kalla: Teror di Makassar Bukan Cuma Masalah Umat Katolik, tetapi Umat Manusia

Umumnya, kata Andi, serangan teror terjadi pada dua periode utama, yaitu Agustus sampai September dan November hingga Desember.

"Pola ini cenderung terkait dengan momentum jejaring teror global black September dan perayaan Natal, Tahun Baru," ucap Andi.

Andi mengatakan, terjadi peralihan serangan teror dari karakter JI yang mengandalkan aksi pengeboman terhadap tokoh atau tempat religius, menjadi metode yang lebih variatif, seperti serangan bersenjata pembunuhan dan penculikan oleh kelompok JAD dan MIT.

"Terjadi peralihan pola serangan dari sel JI yang cenderung beraksi di perkotaan seperti Jakarta dan Medan pada akhir tahun, ke pola teror jejaring JAD dan MIT yang kerap melakukan serangan sporadis di banyak tempat sepanjang tahun," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com