Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Angka Penderita TBC Menurun Drastis selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 24/03/2021, 13:33 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, angka penderita tuberkulosis (TBC) menurun drastis selama pandemi Covid-19.

Hal ini diduga karena selama pandemi aktivitas masyarakat di luar rumah sangat berkurang.

"Dalam tahun 2020 di masa pandemi Covid-19 angka penemuan TBC menurun sangat drastis," kata Budi dalam puncak peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang digelar daring, Rabu (24/3/2021).

Budi mengatakan, 316 dari 100.000 rakyat Indonesia saat ini terkena TBC.

Baca juga: Wapres: Indonesia Negara dengan Beban Penyakit TB Tertinggi Ketiga di Dunia

Sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), ditargetkan angka tersebut turun jadi 65 per 100.000 rakyat menderita TBC di tahun 2030.

"Walaupun kata hati saya menginginkan kalau bisa lebih rendah lagi dari 65 per 100.000," ujar Budi.

Belajar dari pengalaman menangani pandemi Covid-19, Budi menyebut, penanganan TBC harus dilakukan melalui tindakan promotif, preventif, dan program-program yang sifatnya kuratif.

Preventif adalah hal-hal yang penting, sementara kuratif merupakan hal yang urgen.

Promotif, kata Budi, sifatnya lebih masif dan jauh lebih murah. Sedangkan kuratif cenderung lebih sedikit dan mahal.

Baca juga: Mulai 2021, Penderita TBC Masuk Daftar Penerima Bantuan PKH

Sama seperti penanganan pandemi virus corona, perbaikan kualitas data dan digitalisasi laporan penanganan TBC harus diutamakan.

Covid-19 seharusnya mendidik para pemangku kepentingan tentang pentingnya mengumpulkan data secara rapi. Jika laboratorium, rumah sakit milik pemerintah, Puskesmas, maupun klinik-klinik swasta tidak memasukkan data dengan benar, pemetintah tidak akan punya cukup informasi merumuskan kebijakan yang tepat.

"Jadi satu langkah untuk memperbaiki data mengenai TBC harus kita lakukan," kata Budi.

Baca juga: Wapres: Sumber Daya untuk Atasi Penyakit TB Terkuras ke Covid-19

Di samping itu, lanjut Budi, karena ada kemiripan, penanganan TBC bisa memanfaatkan infrastruktur penanggulangan Covid-19.

Misalnya, pemanfaatan alat testing, tracing, hingga karantina atau isolasi mandiri pasien.

"Jadi bagaimana kita bisa memanfaatkan semua alokasi anggaran yang diberikan terkait dengan Covid-19 ini untuk membereskan infrastruktur di level grass root agar prevalensi TBC bisa kita turunkan, harusnya bisa kita lakukan sekarang," ujarnya.

Budi menambahkan, upaya penanganan TBC ini harus dilakukan secara bersama-sama. Kementerian Kesehatan meminta seluruh masyarakat untuk mengambil peran terkait hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com