JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia berhasil mengembangkan prototipe radar pasif untuk memperkuat keamanan udara dan maritim Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Perangkat elektronik buatan Indonesia tersebut berfungsi untuk mendeteksi target dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh target itu sendiri.
Adapun pengembangan alat utama sistem senjata (alutsista) ini merupakan bagian dari kebutuhan radar nasional khususnya kebutuhan radar pasif untuk Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
Kepala pusat penelitian dan pengembangan (Kapuslitbang) alat peralatan pertahanan (Alpalhan) Balitbang Kemhan Brigjen TNI Rosidin mengatakan, radar pasif yang Balitbang kembangkan ini mampu menangkap semua pergerakan target di udara tanpa terdeteksi oleh pihak lawan.
“Radar pasif ini sistem pendeteksinya menggunakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari target itu sendiri,” ujarnya dalam wawancara dengan Kompas.com, di Kantor Balitbang Kemhan, Jakarta, Senin (1/3/2021).
Baca juga: Dukung Aktivitas Pertahanan Negara, Pertamina Penuhi Kebutuhan Energi Kemhan
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Matra Udara Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Tek Bambang Edy menambahkan, radar pasif dapat menentukan lokasi target dengan memanfaatkan sumber sinyal, dari frekuensi televisi, radio, dan pesawat. Metode tersebut dinamakan dengan passive location.
Dalam kesempatan yang sama, Kabalitbang Kemhan Marsekal Madya (Marsda) TNI Julexi Tambayong mengatakan, salah satu kelebihan dari radar pasif ini mampu mendeteksi keberadaan “pesawat siluman” (stealth).
Seperti diketahui, pesawat siluman dirancang untuk mengalihkan pantauan radar dengan menggunakan teknologi siluman sehingga sulit untuk dideteksi.
Dengan teknologi tersebut, pesawat siluman dapat dengan mudah menyusup ke wilayah suatu negara untuk dapat melakukan kegiatan spionase maupun serangan tiba-tiba (stealth attack).
“Pesawat siluman ini dengan teknologinya tidak bisa terdeteksi keberadaannya oleh radar aktif biasa. Kalaupun bisa dideteksi, malah radar (radar aktif) tersebut menjadi sasarannya. Keberadaan radar pasif ini dapat mengisi celah yang tidak terjangkau oleh radar aktif di area perbatasan. Maka dari itu, nanti akan kami buat mobile untuk disebar ke (seluruh) NKRI,” ujarnya.
Baca juga: Wamenhan Sebut Pembebasan Bea Impor Pengadaan Senjata untuk Peningkatan Alutista
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.