Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Virus Corona B.1.1.7 dari Inggris yang Terdeteksi di Karawang...

Kompas.com - 04/03/2021, 07:25 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

Gejala sama

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksi mutasi virus corona B.1.1.7 ini sama dengan virus corona yang ada.

Menurut Zubairi, gejala yang paling sering muncul adalah batuk.

Baca juga: Pakar Duga Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 Sudah Menyebar Luas di Indonesia

"Hampir sama, namun yang paling sering adalah batuk rupanya, jadi batuk itu sekitar 35 persen kasus, kemudian keletihan 32 persen, sakit kepala 32 persen, kemudian nyeri otot 25 persen, kemudian nyeri tenggorokan dan demam," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Kendati demikian, ia mengatakan, meski gejala yang ditimbulkannya hampir sama, masyarakat tetap harus peka terhadap gejala utama dari virus tersebut.

"Intinya gejala standar sama saja ada panas sesak, tapi itu gejala utama penting sekali," ujarnya.

Metode WGS

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 ini ditemukan melalui metode pengurutan genom atau Whole Genome Sequence (WGS).

"Diurutkan genomnya untuk melihat keseluruhan asam nukleat pada virus, dari urutan itu kita tahu virus ini kelompok yang mana, ada mutasi apa saja, bisa diketahui salah satunya kalau ada varian baru," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Amin mengatakan, mutasi virus corona asal Inggris itu ditemukan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan setelah melakukan pengerjaan yang cukup lama.

Baca juga: Kronologi 2 TKI Asal Karawang Terpapar Virus Corona B.1.1.7

Ia mengatakan, untuk mendeteksi individu terpapar Covid-19 dari mutasi virus corona B.1.1.7, bisa dilakukan melalui laboratorium polymerase chain reaction (PCR).

"Jadi dari PCR dulu, kalau PCR positif baru kita lihat kasusnya, baru dilakukan WGS ke semua isolat. Kita pilih apakah dia menular, apakah gambar jenis berbeda atau infeksi pernah sakit dan terinfeksi lagi," ujarnya.

Kewaspadaan masyarakat

Lebih lanjut, Amin mengatakan, penanganan Covid-19 dari mutasi virus corona ini masih sama seperti virus corona sebelumnya.

Ia meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Prosedur penanganannya itu semuanya sama virus mana pun tetap perlakuan kita sama, jadi standar sebagai kewaspadaan umum dari masyarakat 3 M da 3 T juga sama," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com