Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Moeldoko, Kader Muda Demokrat Juga Ingin Usung AHY jika Ada KLB

Kompas.com - 26/02/2021, 11:08 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi sayap Partai Demokrat, Kader Muda Demokrat (KMD) juga akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum jika nantinya Partai Demokrat akan melaksanakan Konfrensi Luar Biasa (KLB).

Menurut Ketua Umum DPP KMD Aswin Ali Nasution, KMD terbuka untuk mengusung AHY jika ia kembali mencalonkan diri dalam bursa Ketua Umum Partai Demokrat.

Adapun, KMD sementara ini sudah mengusulkan nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum.

Baca juga: Moeldoko: Persoalan di Partai Demokrat Belum Selesai?

"Saya jelaskan memang ada beberapa calon yang diusulkan, beberapa calon yang sudah kita komunikasikan langsung baru Pak Moeldoko yang lainnya belum dikomunikasikan. Mas AHY pun kalau mau ikut KLB kita siap untuk mencalonkan," sebut Aswin dalam konfrensi pers, Kamis (25/2/2021) seperti dikutip dari Tribbunnews.com.

Sementara ini menurut Aswin, pihaknya juga mengusulkan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Sekretaris Jenderal partai berlambang mercy itu.

Aswin menilai Ibas sosok yang tepat karena dianggap sebagai kader Demokrat yang dihasilkan dari regenerasi internal partai.

"Kami mengusulkan Pak Moeldoko sebagai Ketua Umum dan Pak Ibas sebagai Sekjen. Kami KMD meminta semua DPC dan DPD untuk hadir pada acara untuk memilih ketua umum yang baru dengan niat baik untuk membesarkan Partai Demokrat," ujar dia.

Baca juga: Tanggapi SBY, Moeldoko: Saya Diam, Jangan Menekan-nekan

Keterkaitan nama Moeldoko dengan Partai Demokrat muncul ketika partai berlambang bintang Mercy itu menyatakan ada upaya kudeta terhadap kepemimpinan AHY.

Upaya kudeta di tubuh Partai Demokrat pertama kali diungkap oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY pada konfrensi pers 1 Februari lalu.

AHY menjelaskan ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinan di Partai Demokrat dengan menyelenggarakan kongres luar biasa.

Sejumlah nama seperti Moeldoko, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan kader aktif Partai Demokrat Jhoni Alen Marbun disebut menjadi tokoh dibalik upaya tersebut.

Moeldoko telah membantah tudingan itu. Ia mengaku tak punya hak mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karrna bukan bagian dari internal partai.

Baca juga: Lindungi Posisi AHY Dinilai Jadi Alasan SBY Turun Gunung Hadapi Isu Kudeta Demokrat

Adapun Ketua Majelis Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai demokrasi mengalami krisis besar jika upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat berhasil.

Sebab, partai yang sudah dibangun dan dibina selama puluhan tahun diambil alih begitu saja dengan uang dan kekuasaan.

Ia juga mengatakan jika pengambilalihan itu berhasil maka kehidupan bernegara seperti hidup di hutan rimba, bahwa pihak yang kuat akan menang, yang lemah akan kalah.

"Salah-benar nomor dua. Hal begitu tentu sangat mencederai rasa keadilan. Kalau keadilan diinjak-injak, jangan harapkan ada kedamaian. No justice, no peace," katanya.

 Baca juga: Kader Muda Demokrat Dukung Moeldoko dan Ibas Jadi Pimpinan Partai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com