Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Luar Negeri Naik, Pimpinan Komisi XI: Yang Terpenting Harus Digunakan Maksimal

Kompas.com - 17/02/2021, 13:59 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara menyatakan, setiap rupiah utang yang diambil pemerintah harus digunakan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat.

Hal itu disampaikan Amir menanggapi meningkatnya utang luar negeri Indonesia apda akhir kuartal IV 2020 menjadi sebesar 417,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5.803,2 triliun (kurs Rp 13.900 per dollar AS).

"Kami di Komisi XI melihat yang terpenting saat ini adalah memastikan setiap rupiah utang yang diambil pemerintah harus digunakan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat, agar produktivitas ekonomi segera kembali pulih," kata Amir saat dihubungi, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Membandingkan Utang Luar Negeri RI di Era Jokowi dan SBY

Amir menjelaskan, utang pemerintah sifatnya kontekstual melihat kondisi kebutuhan anggaran untuk pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi.

Ia mengingatkan, pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 menyebabkan penerimaan negara turun karena aktivitas ekonomi yang terkontraksi serta melonjaknya kebutuhan belanja negara termasuk alokasi anggaran kesehatan dan pemulihan ekonomi.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan, kekurangan anggaran itu akhrinya mesti ditutupi dari utang sebagaimana kesepakatan antara Pemerintah dan DPR.

"Opsinya memang adalah menaikkan pajak atau utang. Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi tidak memungkinkan menaikkan pajak, karena akan menambah beban masyarakat, opsinya adalah pemerintah menambah pembiayaan utang," kata dia.

Baca juga: Jokowi: Momentum Pandemi Bisa Dibajak untuk Bertransformasi Fundamental

Terkait janji Presiden Joko Widodo untuk tidak menambah beban utang dari luar negeri pada kampanye Pilpres 2014 lalu, Amir menegaskan bahwa kondisi perekonomian pada 2020 merupakan sesuatu yang tak diprediksi atau force majeur.

"Jadi harus dilihat komprehensif dan berimbang. Tahun 2019 saat pemilu dan 2020 jelas berbeda konteksnya. Maka dari itu tidak bisa disebut melanggar janji," kata Amir.

Diberitakan, Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2020 tercatat sebesar 417,5 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 5.803,2 triliun (kurs Rp 13.900 per dollar AS).

Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal IV 2020 tercatat lebih tinggi dibandingkan akhir kuartal III yang sebesar 413,4 miliar dollar AS.

Besaran utang itu terdiri dari utang luar negeri (ULN) sektor publik pada akhir kuartal IV 2020, yakni pemerintah dan bank sentral, sebesar 209,2 miliar dollar AS atau Rp 2.907 triliun dan ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dollar AS atau Rp 2.895 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com