Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenristek: Eijkman Targetkan Kirim Bibit Vaksin Merah Putih ke Bio Farma Maret 2021

Kompas.com - 09/02/2021, 16:16 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Ali Ghufron Mukti mengatakan, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menargetkan akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih ke PT Bio Farma pada Maret 2021.

"Paling lambat April, tapi target itu Maret untuk diproses selanjutnya seperti uji kliniknya, uji klinik fase satu sampai tiga dan diproses untuk perizinan," kata Ghufron dalam diskusi bertajuk 'Vaksin Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi' secara virtual, Selasa (9/2/2021).

Ghufron juga mengatakan, selain vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Eijkman, Universitas Airlangga (Unair) menargetkan vaksin Merah Putih selesai pada akhir 2021, sehingga bisa diproduksi.

Ia mengatakan, vaksin Merah Putih dari Unair ini juga akan menunggu diterbitkannya izin penggunaan darurat atau atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Sehingga akhir 2021, bisa dipakai di masyarakat tapi belum banyak jumlahnya. Untuk banyaknya ya kemudian berikutnya, itu kalau lancar. Target seperti itu untuk Unair," ujarnya.

Baca juga: Tak Mungkin Terus Impor, Pemerintah Kebut Vaksin Merah Putih

Lebih lanjut, Ghufron mengatakan, vaksin Merah Putih nantinya akan melengkapi kebutuhan vaksin di Tanah Air yang saat ini masih menggunakan vaksin dari negara lain.

"Sekarang kan kita belum bisa memenuhi sendiri (vaksin) masih impor, tapi ke depannya kita menghasilkan sendiri," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, vaksin Covid-18 Merah Putih yang dikembangkan enam institusi ditargetkan mendapatkan izin edar pada 2022.

Enam institusi ini yakni Lembaga Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair).

"Progres pengembangannya di mana memang kebanyakan dari vaksin Merah Putih kemungkinan baru bisa digunakan atau mendapatkan izin di tahun 2022," kata Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (3/2/2021).

Kendati demikian, Bambang mengatakan, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair bisa diproduksi secara masal pada 2021.

Namun, hal tersebut memiliki terkendala persoalan pabrik yang akan memproduksi virus.

Baca juga: Menristek: Vaksin Merah Putih dari Unair Bisa Diproduksi 2021, tapi Ada Syaratnya

Saat ini, lanjut Bambang, perusahaan farmasi PT Bio Farma baru memproduksi dosis vaksin dari Sinovac dengan platform recombinant dan inactivated virus. Hal ini, berbeda dengan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair.

"Universitas Airlangga mengerjakan Adenovirus atau UI dengan DNA mRNA maka mereka akan kesulitan mencari partner apabila Bio Farma baru bisa dengan dua platform," ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, Bambang mengatakan, pemerintah mengajak perusahaan swasta untuk ikut menjadi pengembang vaksin Merah Putih agar kapasitas produksi vaksin meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com