Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Lagu "Ampun Bang Jago", dari Protes Omnibus Law hingga Warnai Kudeta Myanmar

Kompas.com - 04/02/2021, 17:07 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

Penggunaan lagu "Ampun Bang Jago" itu secara tak langsung juga menggambarkan situasi sosial dimana masyarakat sudah pasrah terhadap apa saja yang dilakukan penguasa, tetapi juga tetap hendak menyatakan penolakan.

Dalam gelombang protes Omnibus Law, lagu tersebut tak menandakan semangat perlawanan yang telah padam, melainkan menggambarkan situasi sosial dimana penguasa tak lagi peka terhadap kehendak rakyat.

Frase "Ampun Bang Jago" yang menjadi lirik utama lagu tersebut sejatinya bertujuan menyindir ketidakpekaan penguasa yang punya segala sumber daya namun hanya mementingkan dirinya sendiri.

Sejarah lagu

Adapun melansir Kompas.id, sang pencipta lagu, Jonathan Dorongpangalo mengungkapkan lagu tersebut berasal dari frase “Ampun Bang Jago” untuk saling puji atau berbalas ejekan saat bermain game online.

Baca juga: Viral, Video Senam Ampun Bang Jago Saat Kudeta Myanmar Diberitakan Media Asing

Frase itu semakin populer setelah muncul dalam lagu berjudul "Ampun Bang Jago" beraliran disko tanah khas Sulawesi Utara yang dirilis pada 12 September 2020.

“Awalnya itu cuma jargon di game buat menyatakan mengalah, lalu kami hubungkan dengan kehidupan sosial. Kalau ada orang sok yang kasih statement mereka lebih hebat daripada kita, kita mengalah saja. Kan, mengalah bukan berarti kita lebih lebih rendah,” kata Jonathan sebagaimana dikutip dari Kompas.id.

Ungkapan itu muncul pada lirik di bagian kedua lagu.

“Kalian merasa tinggi, biar ku merendah / Kalian merasa hebat, biar ku yang lemah /… / Anak baru haus pujian, datang seolah dia jagoan.”

Sinisme ini mereka tunjukkan dalam suasana lagu yang gelap oleh akor-akor minor.

Dengan lagu ini, Tian dan Everly, yang menggunakan nama panggung Ever Slkr, ingin menginspirasi pendengarnya untuk tekun berkarya dalam profesi masing-masing.

Baca juga: Ini Dia Video YouTube Ampun Bang Jago yang Jadi Saksi Detik-detik Kudeta di Myanmar

“Dari pedagang nasi goreng sampai selebritas dan musisi, akan selalu ada orang yang berusaha menjatuhkan. Kami ingin dorong semua orang fokus berkarya dan saling mendukung, bukan saling menjatuhkan,” ujar Jonathan.

Video klip "Ampun Bang Jago" kini telah ditonton 28,2 juta kali, empat bulan setelah diunggah di akun YouTube Tian.

Kolom komentar dipenuhi ungkapan kecintaan warganet pada lagu itu, dan betapa lagu itu terus terngiang di telinga mereka. Pujian juga datang dari pendengar di berbagai negara, seperti Aljazair, Brazil, China, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com