Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TVRI dan RRI Didorong Miliki SDM Cakap Digital Guna Hadapi Masa Depan

Kompas.com - 04/02/2021, 12:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Junico BP Siahaan atau Nico Siahaan mendorong Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI) untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menerapkan teknologi digital.

"Sama dengan RRI, akan ada banyak keperluan sumber daya manusia ke depannya. Mungkin di tahun 2022 akan lebih banyak lagi yang pensiun. Nah, ini kita perlu juga sama-sama bicara mengenai SDM yang cakap digital," kata Junico dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Dirut dan Dewas LPP TVRI dan RRI, Rabu (3/2/2021) seperti dikutip situs DPR.

Nico menyampaikan hal tersebut dalam rapat yang membahas capaian kinerja dan realisasi anggaran TVRI dan RRI Tahun 2020.

Baca juga: Menyoal Penghentian Operasional RRI Solo, 4 Pegawai Positif Covid-19, Berawal dari Pergelaran Ketoprak

Politikus PDI-P ini melanjutkan, saat ini TVRI dan RRI membutuhkan penyegaran SDM. Hal tersebut mengingat sebagian besar pegawainya telah berusia dan memasuki masa pensiun.

Sementara itu, kata dia, TVRI dan RRI merupakan industri kreatif yang menuntut perkembangan cepat dengan mengikuti perkembangan teknologi maupun zaman.

"Enggak bisa dengan gaya-gaya lama. Memang masih banyak penonton TV analog dan mainstream. Tapi ke depannya akan bergerak. Saya yakin ini semuanya akan bergerak menuju generasi digital yang tidak hanya menyaksikan dan bisa memilih," terangnya.

Ia mengatakan, kehadiran layanan Over The Top (OTT) di era digital telah menimbulkan disrupsi. Sehingga, era digital menuntut setiap perusahaan untuk mampu melakukan penetrasi yang berbeda.

Nico berujar, media era digital sangat berbeda dengan media konvensional.

Dahulu, khalayak disuguhkan dengan konten. Berbanding terbalik, platform OTT menyiapkan Video on Demand Service atau sesuai dengan kebutuhan khalayak.

Baca juga: Pemecatan Helmy Yahya yang Berujung Pemberhentian Ketua Dewas TVRI

Karena itu, ia menilai perlunya adaptasi dan perubahan budaya sesuai dengan perkembangan teknologi.

"Kalau dulu kan TV cuma TVRI, kemudian muncul TV Swasta. Kalau sekarang ini kan semua orang bisa milih mau nonton apa, kapan dan di mana. Artinya pasti penetrasi pasarnya akan sangat berbeda. Ini juga perlu tenaga-tenaga muda," ujarnya.

"Saya belum melihat ada SDM TVRI maupun RRI yang sepertinya mumpuni dan siap menghadapi perubahan budaya cara menikmati media ke depan," kata Nico.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com