JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Bareskrim Polri turun ke Kalimantan Selatan untuk menelusuri penyebab banjir yang melanda daerah tersebut pada 12-13 Januari 2021.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tim menemukan bahwa curah hujan di Kalsel saat itu sangat tinggi.
“Memang pada saat itu Bareskrim turun dan memastikan bahwa banjirnya itu karena faktor cuaca pada saat itu,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono ketika dihubungi, Jumat (22/1/2021).
Baca juga: Tiga Kapal TNI AD Angkut Bantuan ke Kalsel dan Sulbar, Ini Rinciannya
Selain itu, tim menemukan informasi mengenai kondisi gelombang yang sangat tinggi.
Rusdi mengatakan, informasi didapat setelah tim mengunjungi Kantor Syahbandar setempat.
“Ternyata pada saat itu juga, gelombang sangat tinggi sehingga berpengaruh terhadap baliknya arus ke daratan,” kata dia.
Untuk itu, menurut dia, tim Bareskrim belum menentukan langkah-langkah lebih lanjut.
Adapun banjir besar di Kalimantan Selatan menggenangi 11 kabupaten dan kota merendam 87.765 rumah warga.
Baca juga: Pemerintah Pusat Akan Tambah Dapur Umum di Pengungsian Korban Banjir Kalsel
Ketinggian air mencapai 2 meter dan menyebabkan 74.863 orang mengungsi, dengan korban meninggal sebanyak 21 orang.
Akibatnya, banyak sarana dam prasarana yang rusak, mulai dari jembatan putus, tanggul jebol, jalan Trans Kalimantan putus, serta sekolah dan rumah ibadah yang rusak.
Baca juga: Tinjau Banjir Kalsel, Menko PMK: Pengelolaan Alam yang Sembrono Timbulkan Malapetaka
Banjir itu juga memantik perdebatan menyoal penyebab kejadian.
Selain karena curah hujan ekstrem, tak sedikit pihak menuding masifnya pembukaan lahan ikut turut andil terciptanya banjir besar di Kalimantan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.