Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Catatan Epidemiolog Setelah BPOM Beri Izin Vaksin Sinovac

Kompas.com - 12/01/2021, 11:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin Covid-19 Sinovac pada Senin (11/1/2021) sore.

Dengan demikian, vaksin Sinovac telah mendapat izin untuk digunakan dalam program vaksinasi.

Kendati demikian, ada sejumlah catatan yang perlu diperhatikan dari dikeluarkannya izin penggunaan darurat vaksin Sinovac.

Baca juga: Berbagai Pertimbangan dan Hasil Uji Klinis, Dasar BPOM Merilis Izin Vaksin Sinovac...

Catatan-catatan ini diberikan oleh epidemiolog dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman.

Pertama, ia menyoroti bahwa sifat dari izin penggunaan darurat seperti namanya, akan berlaku dalam waktu tertentu.

"Ingat, namanya emergency use authorization. Ya namanya juga emergency maka sifatnya ya temporary," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Kedua, dia meminta agar pemerintah terus memantau pelaksanaan vaksinasi dengan ketat setelah izin penggunaan darurat diterbitkan.

Baca juga: Jalan Panjang Vaksin Covid-19 Sinovac di RI: Dari Uji Klinis hingga Dapat Izin Penggunaan

Menurut Dicky, vaksin Sinovac hingga kini masih dalam proses uji meski izin penggunaan darurat sudah dikeluarkan.

"Karena ini masih dalam proses uji sebenarnya. Karena belum selesai. Jika di fase sebelumnya dinyatakan tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan ya kita syukuri, tapi sistem pengawasan harus siap merespons, mengantisipasi segala hal yang bisa terjadi," kata dia.

Selanjutnya, Dicky mengingatkan bahwa antara efikasi dan efektivitas vaksin merupakan dua hal yang berbeda.

Ia menyebut, umumnya nilai efektivitas akan jauh lebih kecil daripada efikasi.

Dicky juga memberi catatan terkait perbedaan antara nilai efikasi di Indonesia dengan dua negara lainnya yaitu Brazil dan Turki.

Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Sinovac di RI Beda dengan Brazil dan Turki, Mengapa?

Menurut dia, perbedaan nilai tersebut menjadi tugas besar dari Sinovac untuk dapat menjelaskan.

"Untuk melakukan analisis secara keseluruhan. Karena tidak mungkin dan tidak akan ada vaksin yang memiliki efikasi dibuat di sana dibuat di sini, efikasinya beda-beda. Tidak ada seperti itu. Tidak mungkin," ucap Dicky.

Sebab, ia menilai bahwa tidak ada vaksin yang diproduksi oleh perusahaan yang sama, tetapi berdasarkan uji klinis menunjukkan hasil efikasi yang berbeda.

Namun, secara umum Dicky menilai ketika dikeluarkannya izin penggunaan darurat, maka menunjukkan bahwa vaksin Sinovac sudah cukup memadai untuk dapat digunakan.

Hal ini karena menurutnya, BPOM sudah mengambil keputusan dari data yang ada dan menilai vaksin aman serta memiliki efikasi proteksi terhadap infeksi yang memadai.

"Ini sebetulnya sudah menjadi satu dasar yang cukup memadai dan kuat bahwa Sinovac ini aman, halal, dan memiliki efikasi yang memadai," kata Dicky.

Baca juga: Efikasi Vaksin Sinovac 65,3 Persen, Kemenkes: Herd Immunity Masih Jauh

Adapun BPOM juga mengumumkan hasil analisis terhadap uji klinis fase III di Bandung menunjukkan efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen.

"Hasil tersebut sudah sesuai dengan persyaratan WHO di mana minimal efikasi vaksin adalah 50 persen," kata Kepala BPOM Penny Lukito, Senin.

Penny mengatakan, setelah EUA diberikan, pemantauan terus dilakukan untuk melihat efek samping vaksin dalam jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com