Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teliti Mutasi Virus Corona, Pemerintah Akan Bentuk Tim Genomic Surveillance

Kompas.com - 07/01/2021, 18:04 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ristek dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kementeriannya dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sepakat membentuk Tim Genomic Surveillance dalam rangka meneliti virus corona penyebab Covid-19 dan mutasinya di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan Bambang dalam konferensi pers penyerahan GeNose C19 dan rapid test berbasis antigen CePAD kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Kamis (7/1/2021).

"Saat ini kementerian kami dan Kemenkes sudah sepakat akan membentuk namanya Tim Genomic Surveillance dalam upaya memahami virus termasuk mutasi," kata dia.

Baca juga: Menristek: Harga Tes Covid-19 dengan GeNose Rp 15.000-Rp 25.000 Per Orang

Bambang mengatakan, dalam melihat karakter virus, termasuk virus corona penyebab Covid-19 terdapat proses yang dinamakan whole genome sequencing.

Dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta, kata dia, hingga Oktober 2020, bank data untuk virus sejenis flu mencatat bahwa virus SARS-CoV 2 penyebab Covid-19 yang masuk di Indonesia baru 115.

Berdasarkan jumlah tersebut juga belum ditemukan adanya virus SARS-CoV 2 yang bermutasi seperti yang terjadi di Inggris.

"Kalau dibandingkan Singapura, (data virus) mereka sudah masuk 1.000 dan mereka menemukan ada satu individu yang punya mutasi virus dari Inggris itu karena mereka sudah punya whole genome sequencing yang menyatakan itu," kata dia.

Baca juga: Lacak Mutasi Virus Corona, Menko PMK: Uji Genomic Mendesak Dilakukan

Menurut Bambang, begitupun Inggris bisa menemukan mutasi virus tersebut karena mereka memiliki genomic surveillance terbaik di dunia.

Hal itu pula yang membuat pihaknya segera membentuk tim tersebut dan memperbanyak whole genome sequencing sendiri dengan target di atas 1.000.

"Kami juga akan melakukan analisis spesifik untuk genomic ini. Misalnya ada orang datang dari Inggris atau negara yang mengidentifikasi mutasi virus, maka akan dilakukan langsung deteksi dan analisis cepat mutasinya sudah ada atau belum," kata dia.

Tidak hanya mutasi virus corona dari Inggris, kata dia, melalui tim tersebut juga pihaknya akan melihat mutasi di negara lainnya seperti di Afrika Selatan bahkan di Indonesia sendiri.

Namun sejauh ini, kata dia, mutasi virus yang terjadi di Tanah Air tidak menimbulkan keparahan ataupun kematian yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com