JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan skenario tempat perawatan apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 hingga 100 persen.
Skenario itu dilakukan dengan melakukan optimalisasi tempat tidur yang tersedia di rumah sakit.
"Jika lonjakan (kasus) terjadi maka pemerintah akan melakukan optimalisasi tempat tidur yang tersedia di rumah sakit," ujar Wiku dikutip dari tayangan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/12/2020).
Dia mengungkapkan, saat ini terdapat 921 rumah sakit rujukan Covid-19 di Indonesia dengan total jumlah tempat tidur sebanyak 42.091 tempat tidur.
Wiku menuturkan, jika kenaikan kasus mencapai 20 - 50 persen maka rumah sakit masih dapat menampung lonjakan pasien hingga dua kali lipat.
Baca juga: 629.429 Kasus Covid-19 dan Positivity Rate yang Kian Mengkhawatirkan
Kemudian, apabila kenaikan mencapai 50 - 100 persen maka pemerintah akan menambah kapasitas ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan Covid-19.
"Dengan begitu, bisa menambah kapasitas ruang inap Covid-19," lanjutnya.
Selanjutnya, jika kenaikan kasus mencapai lebih dari dua kali lipat, pemda dapat mendirikan layanan tenda darurat di area perawatan pasien Covid 19 di rumah sakit atau mendirikan rumah sakit lapangan atau darurat.
Pendirian itu dapat dilakukan di luar area rumah sakit dan bekerja sama dengan BNPB serta TNI.
"Saat ini beberapa rumah sakit darurat dan lapangan dibangun di beberpaa daerah sebagai bentuk sikap tanggap pemerintah daerah," tutur Wiku.
"Misalnya seperti di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta," tambah Wiku.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Bantuan Pemerintah Selama Pandemi Covid-19
Sebelumnya, Wiku mengungkapkan angka positivity rate di Indonesia mencapai 18,1 persen pada saat ini.
Persentase ini meningkat dibandingkan positivity rate pekan lalu sebesar 13,81 persen.
Artinya, selama sepekan terakhir, positivity rate Covid-19 secara nasional bertambah sebesar 4,29 persen.
"Angka ini sangat mengkhawatirkan. Dan harus menjadi perhatian kita semua," kata Wiku.
Adapun besaran positivity rate ini diukur dari perbandingan antara jumlah tes yang dilakukan dengan jumlah kasus positif.
Badan kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan standar aman positivity rate yakni sebesar lima persen.
Wiku melanjutkan, tingginya positivity rate mencerminkan masih banyak penularan Covid-19 yang terjadi di masyarakat.
Sementara itu, penularan virus corona penyebab Covid-19 masih terjadi di masyarakat hingga saat ini.
Baca juga: Satgas Covid-19: Positivity Rate Buruk karena Publik Kurang Patuh Protokol Kesehatan
Hal ini terlihat dengan masih bertambahnya kasus Covid-19 dari data yang dicatat pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Selasa (15/12/2020).
Data pemerintah memperlihatkan ada 6.120 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 629.429 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.