JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Ia mengingatkan warga yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 persen atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati.
"Salah satu pemicu (longsor) yang patut diwaspadai apabila terjadi curah hujan lebat dengan durasi lama," ujar Doni dikutip dari siaran pers BNPB, Minggu (1/11/2020).
“Sehingga ikuti terus info BMKG,” kata dia.
Baca juga: Kemendagri Minta Pemda dan Warga Siaga Banjir serta Longsor
Ia juga meminta warga untuk mengantisipasi pohon yang mudah tumbang atau patah batangnya sehingga jangan berada di bawah pohon.
Selain itu, potensi terjadinya korsleting akibat tiang listrik roboh juga harus diwaspadai.
"Di saat hujan lebat yang disertai angin kencang, warga pun harus waspada apabila memilih tempat untuk berlindung," kata Doni.
"Hindari pohon atau pun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh," ucap dia.
Pada awal September 2020, BNPB meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, salah satunya dengan melakukan koordinasi multipihak di setiap wilayah administrasi.
Di samping itu, setiap keluarga dapat meningkatkan upaya peringatan dini dengan memantau informasi cuaca dari BMKG yang dapat diakses dengan berbagai pendekatan seperti aplikasi Info BMKG maupun situs web dan media sosial dari instansi pemerintah.
Warga dapat memantu prakiraan cuaca harian hingga ke tingkat kecamatan melalui aplikasi Info BMKG sehingga dapat mempersiapkan atau mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.
Warga masyarakat dapat juga memberikan informasi terkait dengan kondisi terkini sehingga membantu otoritas setempat untuk penanganan darurat maupun kewaspadaan warga lainnya.
Kemudian, melalui PetaBencana.id, warga dapat mengirimkan konten informasi melalui media sosial yang kemudian terjadi pada dashboard tersebut setelah terverifikasi.
Baca juga: La Nina, Sejumlah Daerah Berpotensi Banjir pada November 2020 hingga Januari 2021
Sementara itu, berdasarkan data BNPB dari awal Januari hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di Tanah Air.
Hingga akhir Oktober 2020, total bencana alam berjumlah 2.401 kejadian.
Jenis kejadian bencana alam tertinggi yakni banjir dengan 865 kejadian, sedangkan kejadian lainnya puting beliung 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321 gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5 dan letusan gunung api 5.
Dari sejumlah kejadian tersebut, jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi mencapai 319 jiwa meninggal dunia, dengan rincian banjir 205 jiwa, tanah longsor 101 dan puting beliung 13, sedangkan 25 jiwa dinyatakan hilang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.