JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan medis pelat merah, PT Bio Farma, berpotensi menjadi produsen vaksin Covid-19 berskala internasional karena bekerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dalam pengadaan vaksin.
Melalui kerja sama dengan CEPI, Indonesia melalui Bio Farma akan memperkuat posisinya dalam membangun jejaring produksi vaksin di dunia.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri, Kamis (17/9/2020).
"Bio Farma Indonesia telah masuk satu dari tujuh potencial drugs manufacturer for Covid-19 vaccine dari CEPI. Dan kerja sama antara Bio Farma dan CEPI akan membuka kesempatan yang baik bagi Bio Farma untuk memperkuat networking-nya di multilateral," kata Retno.
Baca juga: MUI Belum Terima Permohonan Uji Halal Vaksin Covid-19
Retno mengatakan, saat ini CEPI sedang melakukan peninjauan terhadap kapabilitas dan kapasitas Bio Farma dalam memproduksi vaksin Covid-19.
Dalam peninjauan tersebut CEPI memeriksa kualitas dan sistem produksi vaksin Bio Farma, sistem analisis laboratorium, hingga sistem teknologi informasi di Bio Farma dalam produksi vaksin.
"Diharapkan hasil due diligence (uji tuntas) ini akan kita terima pada akhir September atau awal Oktober," ucap Retno.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah juga berupaya menambah kapasitas produksi vaksin di Bio Farma untuk menunjang percepatan proses vaksinasi Covid-19 jika uji klinis tahap ketiga vaksin dari Sinovac berhasil.
Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Tak Euforia karena Vaksin Covid-19
Pemerintah akan mendatangkan ahli dari Eropa untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin perusahaan medis pleat merah, Bio Farma, yang tadinya 100 juta dosis menjadi 250 juta dosis.
"Kemenlu juga terlibat langsung dalam upaya Bio Farma melakukan upgrading (peningkatan) mesin produksi vaksin untuk mencapai 250 juta dosis per tahun dengan memberikan fasilitas kedatangan tenaga ahli yang memang sangat diperlukan dari Eropa," kata Retno Marsudi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.