JAKARTA, KOMPAS.com - Awak media, terutama reporter, merupakan salah satu profesi yang rentan terpapar Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kerja Sama dan Multimedia Direktorat Program dan Produksi LPP RRI Johanes Eko Prayitno dalam diskusi yang digelar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di BNPB, Senin (31/8/2020).
"Reporter adalah kelompok yang rentan terhadap Covid-19 ini, karena mobilitasnya tinggi. Dia harus ke suatu tempat, ke rumah sakit (untuk) liputan, wawancara narasumber dengan berbagai latar belakang, sangat berisiko," ujar Johanes.
Baca juga: Memberi Informasi Benar Jadi Tanggung Jawab Media Saat Pandemi Covid-19
Sebagai media yang tidak bisa menerapkan work form home (WFH), kata dia, RRI pun memberikan perlindungan kesehatan kepada para reporternya.
Antara lain, dengan memfasilitasi masker, suplemen kesehatan, hingga tes Covid-19.
"Ketika ada kebijakan WFH, RRI tidak melakukannya karena kebijakannya operasional, studio harus tetap jalan, siaran," kata dia.
Selain itu, reporter juga harus tetap turun ke lapangan untuk mencari berita.
Selain itu, meski ada kebijakan 70 persen berbanding 30 persen pegawai bisa bekerja dari rumah dan kantor, kata dia, tetapi RRI tidak bisa melakukannya.
Hanya pekerjaan yang bersifat administratif saja yang bisa dilakukan secara WFH.
"Operasional sebagian besar tetap masuk kantor. Di RRI hampir 50 persen minimal tetap di kantor," ucap Johanes.
"Di studio minimal ada penyiar, presenter, gatekeeper dan pengarah acara, serta tenaga teknisi. Itu luar biasa aktivitasnya tingggi dan risiko berkerumnya tak bisa dihindari," kata dia.
Baca juga: Staf Komisi VIII Kena Covid-19, Rapat Kerja DPR dan Menag Ditunda
Sebelumnya, pada bulan Juli lalu ada sejumlah wartawan di Jakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes usap (swab test).
Para wartawan tersebut diketahui positif Covid-19 melakukan tes usap di RS Polri.
Sebelumnya, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Abdul Manan mengatakan, kasus positif Covid-19 di kalangan wartawan sudah diduga akan terjadi.
Temuan ini menguatkan kerisauan wartawan terhadap risiko penularan virus Covid-19 lebih besar terjadi dibandingkan di masa awal pandemi.
"Di awal pandemi itu kan pemerintah melakukan PSBB, sebagian WFH (work from home), peluang tertular sangat kecil karena wartawan di lapangan, sementara sedikit orang di luar," kata Manan saat dihubungi, Selasa (4/8/2020) malam.
Menurut dia, saat ini sudah banyak orang yang pergi ke kantor. Di sisi lain, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia khususnya di Jakarta melonjak.
"Wartawan bekerja (di masa) new normal yang belum siap ini, terpaksa ke lapangan. Inilah yang membuat peluang sangat besar (tertular Covid-19)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.