Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Datangkan Helikopter Buatan AS untuk Tangani Karhutla dan Covid-19

Kompas.com - 18/08/2020, 19:12 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua helikopter didatangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mendukung penanganan bencana di Tanah Air.

Dua helikopter itu berjenis Chinook dan Black Hawk buatan Amerika Serikat.

BNPB menyewa armada tersebut untuk mendukung penanganan bencana, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), distribusi logistik, dan terkait penanganan Covid-19.

"Dalam konteks karhutla (kebakaran hutan dan lahan), heli Chinook dengan kode CH-47D dapat mengoptimalkan operasi udara water-bombing karena kapasitasnya mencapai 10.000 liter," Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Selasa (18/8/2020).

"Sebagai gambaran muatan heli jumbo ini, Chinook mampu membawa 1 unit mobil PCR Lab Covid-19 dan satu unit mobil ambulans," ucap dia.

Baca juga: Sumsel Mulai Alami Kekeringan, Antisipasi Karhutla Mulai Disiapkan

Helikopter Chinook yang didesain multiguna ini dapat mendukung operasi pengiriman logistik ke wilayah terdampak bencana.

Ruang interior badan helikopter yang luas dapat membawa sekelompok warga saat evakuasi maupun mendukung operasi pencarian dan pertolongan atau SAR.

Saat ini, BNPB melakukan uji coba selama satu bulan untuk penggunaan helikopter Chinook yang akan dioperasikan di enam provinsi prioritas mengalami Karhutla.

Selain itu, helikopter akan dioptimalkan untuk memberikan pelayanan laboratorium udara Covid-19 untuk daerah kepulauan yang selama ini sulit dijangkau.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni dalam upaya penanganan darurat, BNPB dapat memanfaatkan helikopter Chinook.

Setelah selesai melakukan uji coba untuk berbagai operasi penanganan darurat, pemanfaatannya akan dievaluasi.

Sementara itu, helikopter jenis Sikorsky UH-60 Black Hawk merupakan armada udara serba guna juga.

Helikopter dengan mesin ganda dapat mengangkut 11 personel atau enam tandu. Helikopter jenis ini akan digunakan untuk mendukung operasi pengeboman air untuk karhutla.

Kedua jenis armada tersebut melengkapi armada yang selalu digunakan, khususnya operasi Karhutla, yakni helikopter jenis Kamov dan Mi-8.

Baca juga: 1.000 Tentara dan Aplikasi Lancang Kuning Disiapkan untuk Tanggulangi Karhutla Riau

 

Kapasitas kedua helikopter ini lebih sedikit dibandingkan kemampuan Chinook, sekitar 4.000 liter.

"Dalam mempersiapkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi karthula, BNPB mempersiapkan operasi teknologi modifikasi cuaca atau TMC," kata Raditya.

"Serta pengerahan personel untuk mendukung Satuan Tugas (satgas) Darat yang terdiri dari unsur gabungan, seperti BNPB, TNI, Polri, KLHK, pemerintah daerah, dunia usaha dan unsur masyarakat di enam provinsi yang sering dilanda Karhutla," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com