JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 'menyentil' Wali Kota Depok Mohammad Idris yang mengenakan masker N95 saat hadir dalam acara Gerakan dua Juta Masker di Depok, Jawa Barat, Kamis (13/8/2020).
Di hadapan Idris, Tito menyebut bahwa masker N95 semestinya diperuntukkan bagi tenaga medis karena jumlahnya terbatas.
Hal itu disampaikan Tito ketika menyinggung jenis-jenis masker yang digunakan untuk mencegah penularan virus.
"Masker ini macam-macam, masker yang dipakai Pak Wali itu N95, fine itu terbaik. Tapi saran dari beberapa ahli, karena terbatas, sebaiknya digunakan tenaga medis yang berhadapan dengan yang positif," kata Tito dipantau melalui siaran langsung YouTube Kemendagri, Kamis.
Baca juga: Jahit Masker N95 dengan Emas, Pria Ini Habis Rp 69 Juta
Jenis masker yang kedua adalah surgical mask atau masker bedah.
Masker ini mampu menahan 40-50 persen partikel yang masuk, tetapi kelemahannya tak bisa dicuci.
Sementara, masker yang paling banyak digunakan, yaitu masker kain. Masker ini dinilai efektif untuk mencegah penularan virus, sekaligus dapat dicuci dan digunakan kembali.
Tito mengungkap, menurut penelitian, jika dua orang bertemu tak memakai masker, maka keduanya berisiko 90 persen tertular atau menularkan Covid-19.
Jika satu orang memakai masker sedangkan yang lainnya tak pakai masker, risiko penularan virus sebesar 30 persen.
"Kalau pakai masker satu, yang sakit pakai masker, risikonya lima persen. Kalau dua-duanya pakai, itu 1,5 persen," papar Tito.
Baca juga: Beli Ratusan Ribu Masker N95 Seharga Rp 14,25 Miliar, yang Datang Malah Barang KW
Dengan adanya hasil penelitian itu, Tito meminta seluruh masyarakat, termasuk warga Depok, untuk selalu menggunakan masker.
Menurut Tito, lantaran lockdown tak mungkin diterapkan di Depok, maka yang harus dilakukan adalah me-lockdown wajah dengan cara menutup mulut dan hidung menggunakan masker.
"Kita enggak bisa melakukan lockdown Depok, imposibble dan yang kita lakukan lockdown muka, lockdown hidung dan mulut kita," kata Tito.
"Sudahlah daripada kita lockdown kota susah, nanti Pak Wali menegakkannya, juga TNI/Polri setengah mati, satpol PP bisa-bisa nanti digebukin," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.