JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Arie Rukmantara mengatakan, pandemi-pandemi yang terjadi sejak ratusan tahun lalu berlangsung secara sporadis.
Ia mengatakan, dalam catatan sejarah, tidak ada satu pun organisasi atau orang yang konsisten menyebarkan pandemi sejak ditemukan sekitar tahun 1500, termasuk pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
Sejarah juga mencatat adanya rentang waktu terjadinya pandemi flu selama 11 hingga 50 tahun sekali.
Baca juga: Satgas Covid-19: Ada Rentang Waktu, Pandemi Flu Terjadi 11-50 Tahun Sekali
Hal tersebut merupakan bagian dari buku sejarah pandemi yang ditulis Arie dengan judul "Yang Terlupakan: Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda."
"Jadi sebenarnya pandemi itu berulang. Ini yang agak sulit mencari atau menemukan orang yang konsisten dari tahun 1700 sampai 2020 melakukan konspirasi, menaruh virus di mana-mana di seluruh dunia. Arsip kita tidak menangkap ada satu aktor atau satu kelompok, semuanya sporadis," ujar Arie dalam konferensi pers di BNPB, Senin (3/8/2020).
Sebab bersifat sporadis, kata dia, maka kemunculannya pun bisa terjadi di mana saja, seperti di Mesir, Yunani, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan di bagian dunia lainnya.
Catatan sejarah tersebut sekaligus menampik tudingan sebagian orang tentang pandemi Covid-19 yang merupakan konspirasi atau propaganda pihak-pihak tertentu.
Sementara itu, dari pola penyebarannya, saat tahun 1918, pandemi penyakit flu selalu dibawa oleh orang dan menyebar di kota-kota besar seperti yang juga terjadi pada pandemi Covid-19 ini.
"Penyebabnya adalah karena padat penduduk dan banyak migrasi orang dari luar, yaitu orang Hindia-Belanda yang datang pada saat itu," kata dia.
Baca juga: Ada Pandemi, Pesanan Kereta Api INKA dari Luar Negeri Terus Melaju
Bahkan, dalam buku karya Widjojo Nitisastro, kata dia, tercatat bahwa pertumbuhan penduduk di Jawa-Madura menurun 1,5 juta akibat pandemi flu.
Penyebarannya pun terjadi di kota-kota besar seperti Surabaya, Blitar, Semarang, Kediri, Cirebon, termasuk Jakarta yang saat itu masih bernama Batavia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.