JAKARTA, KOMPAS.com - Wartawan senior Harian Kompas, Jimmy S Harianto atau yang akrab disapa Pak Bo, mengenang Petrus Kanisius (PK) Ojong sebagai sosok yang menjunjung tinggi kejujuran dan integritas.
Pak Bo, yang bergabung dengan Harian Kompas pada 1975, mengatakan, nilai-nilai integritas yang dibawa PK Ojong masih begitu terasa dalam keseharian perusahaan Kompas hingga hari ini.
"Saya kira pak Ojong salah satu peletak dasar bagi corporate culture, apa yang didengungkan bahwa kejujuran dan integritas adalah nomor satu di atas yang lain," kata Pak Bo dalam siaran langsung melalui akun Instagram Harian Kompas, Sabtu (25/7/2020).
Baca juga: Cerita Ketekunan PK Ojong Kumpulkan Referensi soal Perang Eropa
Menurutnya, PK Ojong tidak akan menoleransi kebohongan. Pak Bo mengatakan integritas adalah hal yang selalu diulang-ulang oleh PK Ojong.
"Kriteria menjadi karyawan Kompas atau wartawan Kompas, nomor satu adalah integrity, nomor dua integrity, dan nomor tiga integrity. Nomor empat mungkin boleh intelektualitas, pengalaman, dan sebagainya," ujar dia.
"Integritas nomor satu. Boleh tulisanmu kurang bagus, tapi kalau kamu tidak jujur, out. Itu Pak Ojong keras sekali," lanjut Pak Bo.
Baca juga: Dua Sisi PK Ojong: Idealis dan Keras tapi Loyal dan Peduli
Di lain sisi, Pak Bo menuturkan bahwa PK Ojong merupakan sosok yang begitu humanis dalam memperlakukan karyawan.
Ia mengenang berbagai kebijakan-kebijakan perusahaan yang dibuat PK Ojong sangat memperhatikan kesejahteraan para karyawan.
"Pak Ojong ini strict, tapi manusiawi sekali. Jadi memperhatikan betul kesejahteraan karyawannya. Karyawan kecil diperhatikan. Ada uang sekolah untuk anak, itu ada sumbangan dari perusahaan. Semacam itu. Jadi cukup menarik," kata Pak Bo.
"Strict yang saya maksud, korupsi sekecil apa pun, out. Tidak ada kompromi. Tapi kesejahteraan diperhatikan betul," tuturnya.
Baca juga: Peringatan 100 Tahun Lahirnya PK Ojong, Pembangun Falsafah Kompas Gramedia
Kompas Gramedia memperingati 100 tahun lahirnya salah satu pendiri Kompas Gramedia, PK Ojong.
Menurut CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, PK Ojong banyak berperan dalam membangun Kompas Gramedia.
PK Ojong lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 25 Juli 1920. Ia meninggal pada 31 Mei 1980 dalam usia 59 tahun.
Semasa hidupnya, PK Ojong turut menaruh perhatian pada pendidikan, lingkungan, kualitas pangan, budaya, dan kepedulian sosial.
PK Ojong mencatatkan sejumlah peran penting sebagai seorang guru sekolah dasar, salah satu pendiri Universitas Tarumanagara, penggagas penghijauan Jakarta era Gubernur Ali Sadikin, kolektor karya seni, hingga menyokong pendirian Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
"PK Ojong adalah wartawan, cendekiawan, sekaligus guru bagi kita semua. Kisah hidupnya yang sarat teladan kerja keras, bertanggung jawab, peduli terhadap sesama serta karyawan, serta berintegritas patut diketahui dan terus dihidupi lintas generasi," ujar dia.
"Zaman dan bentuk boleh berubah, tetapi prinsip tetap sama," ucap Lilik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.