Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Pemerintah soal Pendapat "Covid-19 Tak Semengerikan Itu"

Kompas.com - 20/07/2020, 21:39 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, protokol kesehatan menjadi satu-satunya pegangan semua pihak agar aman terhadap risiko penularan Covid-19.

Hal ini disampaikan menanggapi berbagai informasi yang menyebut Covid-19 tak semengerikan yang diberitakan media massa.

"Protokol kesehatan adalah satu-satunya pegangan kita agar kita bisa aman dari penularan Covid-19," ujar Yuri ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Yuri menegaskan, masyarakat harus disiplin memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Baca juga: Pewarta Foto Indonesia Kecam Komentar Musisi Anji soal Foto Jenazah Covid-19

Dalam melakukan tiga hal itu, kata dia, harus terus-menerus. Jangan setengah-setengah.

"Kita harus berkomitmen kuat dan tidak berhenti. Apabila kita terinfeksi (Covid-19), akan menjadi jadi sangat berisiko menularkan kepada orang lain," lanjut dia.

Selain keluarga di rumah, orangtua, tetangga dekat, rekan kantor dan kontak dekat lain, individu yang terinfeksi pun berisiko menularkan kepada lansia serta orang berpenyakit bawaan.

Sebelumnya, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, membuat dan menyebarkan kabar hoaks di tengah pandemi Covid-19, tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Reisa mengatakan, menyebarkan dan membuat informasi tidak benar di masa pandemi justru menimbulkan bahaya, apalagi jika sampai mengakibatkan orang lain tertular virus corona.

Baca juga: Tak Pakai Masker, Warga Dihukum Berkeliling Sambil Sosialisasi Bahaya Tak Patuhi Protokol Kesehatan

"Bagi yang menyebar hoaks dan membuat informasi tidak benar dan membuat asumsi, apalagi bukan di bidang ilmu yang dikuasai, baik dalam situasi pandemi atau bukan, itu tidak akan berguna bagi masyarakat banyak," kata Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020).

"Apalagi kalau informasi tersebut justru membuat orang lain terjangkit Covid-19, dampaknya sangat berbahaya," sambung dia.

Menurut dia, apabila masyarakat masih ragu dengan informasi tentang Covid-19, sebaiknya mengakses perkembangan terbaru melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kementerian Kesehatan dan WHO.

"Dan simak kesaksian dari para penyintas atau mereka yang baru saja pulih dari Covid-19," pungkas dia.

Baca juga: Jusuf Kalla Minta Pengurus Masjid Serukan Protokol Kesehatan Covid-19 Setiap Shalat Lima Waktu

Sementara itu, pemerintah mencatat masih ada penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Senin (20/7/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Senin, ada penambahan 1.693 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com