Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak dan Remaja Rentan Alami Gangguan Kesehatan Jiwa Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 20/07/2020, 19:01 WIB
Irfan Kamil,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comAnak dan remaja rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa selama masa pandemi virus corona atau Covid-19. Pemerhati kesehatan jiwa anak dari UNICEF Ali Aulia Ramly mengatakan, salah satu dampak yang kerap dialami anak dan remaja yakni, muncul rasa takut yang berlebihan akibat banyaknya informasi yang diterima.

Selain itu, anak dan remaja cenderung merasa bosan berdiam diri di rumah dan tidak bisa berinteraksi dengan teman-temannya, akibat pembatasan sosial yang diberlakukan pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Baca juga: Beri Anak dan Remaja Terhubung dengan Teman-temannya demi Kesehatan Jiwa Mereka

“Tentu saja kebosanan terjadi ketika mereka harus berada di rumah dengan waktu yang sangat lama. Tidak bisa bertemu teman-temannya, ini merupakan sejumlah dampak yang wajar dan banyak terjadi pada anak," ujar Aulia dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020).

"Kita harap begitu banyak anak akan bisa pulih dan melihat kembali bagaimana mereka tidak terganggu situasinya dalam keadaan ini,” tutur dia,

Persoalan lainnya, yakni kekerasan verbal yang dialami anak selama berada di rumah. Misalnya, sikap orang tua yang merendahkan kemampuan anak dalam belajar.

Kemudian, menerapkan pola pendisiplinan anak yang tidak tepat, seperti memberikan hukuman dan sanksi yang dianggap bagi sebagian orang tua justru akan membangkitkan semangat pada anak.

“Pada dasarnya jumlah kejadian kekerasan pada anak di Indonesia memang tinggi dan itu mengkhawatirkan,” kata Aulia.

Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Jiwa di Saat Pandemi Virus Corona

Menurut Aulia, pemerintah memiliki peran penting dalam membantu masyarakat, orangtua maupun anak untuk mengatasi persoalan tersebut.

Namun ia menekankan, orang tua harus lebih dahulu memahami terkait cara penanganan yang tepat untuk anak-anak.

“Jangan lupa bahwa ketika kita ingin mendukung anak dan remaja, kita juga harus memperhatikan kesehatan jiwa orang tua, membantu mereka memahami diri sendiri, bisa memilih cara menangani, dan cara untuk mendapat pertolongan,” ujar Aulia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan, Fidiansjah mengatakan, selama ini pihaknya menangani isu kesehatan jiwa anak dan remaja dengan membuat regulasi.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga akan berkolaborasi dengan UNICEF terkait upaya menjaga imunitas.

“Imunitas penting dalam konteks Covid, jangan sampai kesehatan jiwa turun, kemudian mengganggu imunitas yang dibutuhkan,” tutur Fidiansyah.

Fidiansyah pun mengimbau agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan, menjaga kesehatan fisik dan jiwa dengan mengelola stres di tengah pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com