Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Tidak Bicara Keras demi Cegah Penularan Covid-19

Kompas.com - 11/07/2020, 14:41 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Seobandrio mengingatkan masyarakat agar tidak berbicara keras-keras demi mencegah penularan Covid-19.

Amin mengatakan, berbicara keras-keras dapat menyebabkan keluarnya droplet atau cipratan dari mulut yang mengandung virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Di restoran misalnya, sekarang tidak direkomendasi lagi ada musik background yang kencang karena dengan adanya musik yang keras itu, orang jadi bicara keras juga. Dengan bicara keras itu, lebih banyak virus yang keluar," kata Amin dalam diskusi Polemik, Sabtu (11/7/2020).

Baca juga: Virus Corona Penyebab Covid-19 Disebut Dapat Bertahan di Udara 8 Jam

Amin mengungkapkan, virus tersebut tidak hanya menular dari droplet melainkan juga melalui partikel-partikel kecil yang muncul akibat penguapan droplet tersebut.

Ia mengatakan, virus yang berada dalam partikel kecil itu dapat bertahan selama delapan jam di udara.

Oleh sebab itu, risiko penularan Covid-19 melalui udara di dalam ruangan tertutup yang berisi banyak orang akan lebih tinggi karena partikel mengandung virus itu hanya berputar-putar di dalam ruangan.

"Apalagi kalau di kendaraan umum misalnya ada di gerbong kereta api. Itu orang bersin di satu ujung gerbong, bisa yang ujung satu lagi bisa kena juga," kata Amin.

Baca juga: Covid-19 Dapat Menular Lewat Udara, Epidemiolog: Gunakan Masker di Luar dan Dalam Gedung

Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono menambahkan, penularan Covid-19 melalui udara itu dapat dicegah dengan disiplin menggunakan masker.

"Dengan adanya WHO mengakui kemungkinan ada penularan melalui aerotransmission ini, itu sebenarnya mengesahkan untuk memperkuat tekad kita harus menggunakan masker baik di luar gedung maupun di dalam gedung," kata Pandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com