Amin mengatakan, berbicara keras-keras dapat menyebabkan keluarnya droplet atau cipratan dari mulut yang mengandung virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
"Di restoran misalnya, sekarang tidak direkomendasi lagi ada musik background yang kencang karena dengan adanya musik yang keras itu, orang jadi bicara keras juga. Dengan bicara keras itu, lebih banyak virus yang keluar," kata Amin dalam diskusi Polemik, Sabtu (11/7/2020).
Amin mengungkapkan, virus tersebut tidak hanya menular dari droplet melainkan juga melalui partikel-partikel kecil yang muncul akibat penguapan droplet tersebut.
Ia mengatakan, virus yang berada dalam partikel kecil itu dapat bertahan selama delapan jam di udara.
Oleh sebab itu, risiko penularan Covid-19 melalui udara di dalam ruangan tertutup yang berisi banyak orang akan lebih tinggi karena partikel mengandung virus itu hanya berputar-putar di dalam ruangan.
"Apalagi kalau di kendaraan umum misalnya ada di gerbong kereta api. Itu orang bersin di satu ujung gerbong, bisa yang ujung satu lagi bisa kena juga," kata Amin.
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono menambahkan, penularan Covid-19 melalui udara itu dapat dicegah dengan disiplin menggunakan masker.
"Dengan adanya WHO mengakui kemungkinan ada penularan melalui aerotransmission ini, itu sebenarnya mengesahkan untuk memperkuat tekad kita harus menggunakan masker baik di luar gedung maupun di dalam gedung," kata Pandu.
https://nasional.kompas.com/read/2020/07/11/14413161/masyarakat-diminta-tidak-bicara-keras-demi-cegah-penularan-covid-19