Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dibanding Covid-19, Flu Burung Itu Enggak Ada Apa-apanya"

Kompas.com - 10/07/2020, 11:54 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Nasional Pengendalian Flu Burung Pandemi Influenza (Komnas FBPI) 2005-2009 Bayu Krisnamurthi menyebut, penyebaran dan dampak wabah flu burung yang terjadi sekitar 2005 hingga 2009 jauh lebih ringan jika dibandingkan Covid-19 yang kini jadi pandemi.

"Kalau dibandingkan dengan Covid-19 terus terang saja saya harus mengatakan flu burung itu enggak ada apa-apanya," kata Bayu di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020).

Hal itu disampaikan Bayu karena jumlah total kasus flu burung di seluruh dunia jauh lebih kecil dibanding kasus Covid-19.

Baca juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, 74 Ekor Ayam Mati Diserang Flu Burung di Bondowoso

Hingga 2019, kasus flu burung di seluruh dunia jumlahnya kurang dari 1.000. Di Indonesia sendiri, sekitar 200 orang terinfeksi virus tersebut.

Namun demikian, menurut Bayu, angka kematian (fatality rate) kasus flu burung tergolong tinggi. Fatality rate flu burung di dunia sebesar 60 persen, sedangkan di Indonesia mencapai 80 persen.

"Jadi kalau ada yang kena, 80 persen peluangnya meninggal. Ini yang kita hadapi dan coba tangani bersama," ujar Guru Besar Madya Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor itu.

Baca juga: Seorang Dokter Positif Covid-19, Puskesmas di Kupang Ditutup Sementara

Bayu menceritakan, pada awal terdeteksinya flu burung di Indonesia, pemerintah mengambil langkah cepat dengan membentuk Komnas FBPI.

Pemerintah melalui Komnas FBPI langsung melakukan pemusnahan ayam yang menjadi unggas penyebab flu burung.

Langkah itu, kata Bayu, bukan tanpa risiko. Apalagi, ayam merupakan hewan ternak yang punya nilai ekonomi tinggi di Indonesia.

"Kita tahu ayam adalah ternak yang sangat penting. Jadi itu ada risiko yang besar karena harus dimusnahkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi," ujarnya.

Bayu mengatakan bahwa ada tiga strategi penting yang saat itu diterapkan dalam menanggulangi flu burung, yakni penanganan penyakit, dampak sosial ekonomi, dan komunikasi publik.

Ketiga hal itu, kata dia, harus dijalankan dengan porsi yang sama besarnya.

Baca juga: Setelah 9 Tahun, Flu Burung Muncul Lagi di Bondowoso

Dari segi penanganan penyakit misalnya, saat itu Komnas FBPI melibatkan ahli-ahli terbaik dan bekerja sama dengan banyak ilmuwan yang berasal dari Eijkman Institutue, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, hingga Universitas Indonesia.

Lembaga-lembaga itulah yang kini juga digandeng pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

Dari sisi sosial ekonomi, pemerintah memberi pengetahuan ke masyarakat mengenai urgensi pemusnahan ayam yang menjadi pembawa virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com