Berdasarkan penjelasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter Toni meninggal dunia bukan akibat terpapar Covid-19 secara langsung.
Dilansir dari akun Instagram resmi IDI, dokter Toni menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
Sebelum hari-hari terakhirnya, dokter Toni yang juga merupakan Satgas Tim Penanggulangan Covid-19 cukup sibuk dalam menyiapkan semua fasilitas kesehatan di wilayah Bandung Barat guna menghadapi ancaman Covid-19.
Di samping itu, dokter Toni juga diketahui berperan aktif dalam memberikan edukasi secara luas kepada masyarakat Bandung Barat untuk mewaspadai penyakit ini.
"Beliau berpulang dikarenakan kelelahan dan adanya serangan jantung," tulis akun tersebut pada 22 Maret lalu.
Gugur setelah 12 tahun mengabdi
Selain dokter Toni, cerita mengharukan juga pernah diungkapkan oleh Syahrul Rahmadi, yang turut menjadi penerima santunan.
Syahrul adalah suami dari Ninuk Dwi Pusponingsih, seorang perawat di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang gugur akibat Covid-19 pada 12 Maret 2020 di usia 37 tahun.
Dari cerita Syahrul-lah terungkap bagaimana keresahan Ninuk setelah divonis positif Covid-19.
"Yah, aku positif Covid-19... Masih bisa hidup enggak aku ya?" tanya Ninuk kepada Syahrul di ruang Instalasi Gawat Darurat RSCM pada 10 Maret lalu, seperti dilansir BBC Indonesia.
Tak kurang dari 12 tahun Ninuk mengabdi sebagai perawat di rumah sakit itu.
Syahrul melihat istrinya terbaring lemah sebagai pasien di RSCM akibat penyakit yang dideritanya sejak awal Maret.
Ia mengalami rasa lelah yang amat sangat, demam hingga 39 derajat celsius, diare, hingga sesak napas.
Di ranjang IGD, tubuh Ninuk tak hentinya berkeringat. Sementara pada saat yang sama, hidungnya terus berair dan pinggangnya terasa nyeri.
Syahrul yang menemani mencoba meringankan penyakitnya sembari menyeka keringat dan menggosok obat gosok di punggungnya.