Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugus Tugas: 3 Kombinasi Protokol Kesehatan Efektif Memutus Penularan Covid-19

Kompas.com - 16/06/2020, 20:41 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro mengatakan, ada tiga kombinasi protokol kesehatan yang efektif memutus penularan Covid-19.

Menurutnya, protokol kesehatan itu sangat penting untuk dilakukan setiap individu.

"Penggunaan masker yang baik dan benar sangat dianjurkan, bahkan wajib apabila di ruang publik. Di samping itu, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau dengan cairan pencuci tangan yang mengandung alkohol," ujar Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (16/6/2020).

Baca juga: Tembus 40.000 Kasus, Ini 10 Provinsi dengan Jumlah Kasus Covid-19 Terendah di Indonesia

“Lalu, paling penting jaga jarak. Ingat, tiga kombinasi tadi adalah protokol kesehatan yang efektif, ampuh memutus penularan Covid-19,” lanjutnya menegaskan.

Reisa menjelaskan, bahwa penyebaran virus corona penyebab Covid-19 melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut, seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin (droplets).

Penularan dapat terjadi melalui kontak terhadap droplets tersebut. Baik kontak secara langsung dengan orang yang membawa virus atau melalui perantara permukaan yang dipegang oleh orang itu.

Ketika seseorang batuk atau bersin atau saat berbicara pun, virus tersebut dapat keluar bersamaan dengan percikan liur atau cairan hidung.

“Apabila kemudian percikan tersebut tersentuh oleh tangan atau jatuh di permukaan benda yang ada di sekitar orang tersebut, maka besar kemungkinannya dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain,” tutur Reisa.

Percikan droplets tersebut bisa mencapai jarak 1-2 meter ketika seseorang berbicara.

Bahkan ketika seseorang batuk atau bersin, jaraknya bisa lebih jauh lagi, yakni 3-5 meter.

"Maka sekali lagi, kita harus saling jaga jarak," tegas Reisa.

Lebih lanjut Reisa mengatakan, sebagian masyarakat ingin memahami seluk beluk Covid-19.

Hal itu terungkap dari banyaknya pertanyaan yang masuk melalui laman covid19.go.id dan kanal media sosial.

Bahkan ada yang bertanya tentang keberadaan Covid-19.

“Apakah Covid-19 benar-benar ada?," ujar Reisa menirukan pernyataan tersebut.

Menjawab hal itu, Reisa mengatakan bahwa Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan salah satu jenis virus Corona, yakni SARS-CoV-2.

Baca juga: Pelajaran Menarik dari Covid-19, Anies Sebut Muncul Lompatan Pemanfaatan Teknologi

Sehingga baik virus maupun penyakitnya benar-benar ada.

"Saya perlu sampaikan, virus ini benar-benar ada saudara-saudari,” tegas Reisa.

Dia mengungkapkan, ilmuwan dari LBM Eijkman telah memetakan beberapa whole genome sequence (WGS) atau merinci identitas virus dari pasien yang ada di Indonesia.

Data ini bermanfaat untuk penelitian lanjut untuk mengetahui epidemiologi virus, pengembangan vaksin dan juga obat antivirus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com