JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan aktivitas sosial yang kembali berjalan diharapkan tidak meningkatkan kasus baru Covid-19.
Menurut Yuri, saat ini aktivitas sosial sudah dilaksanakan oleh masyarakat di sejumlah sektor.
"Kita bersyukur bahwa aktivitas produktif secara bertahap sudah bisa kita mulai. Sudah barang tentu kita akan lanjutkan dengan kajian epidemiologinya," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (16/6/2020).
"Kita harap bahwa aktivitas sosial yang sudah dijalankan secara selektif, secara bertahap itu tidak akan meningkatkan kasus baru (Covid-19)," lanjutnya.
Baca juga: 300 Warga Bersajam Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19, Ancam Bakar Ambulans
Hal tersebut, kata dia, akan berhasil jika semua warga negara patuh dan disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan.
Pemerintah, kata Yuri, telah menerbitkan surat edaran tentang pembagian jam kerja, khususnya di Jabodetabek.
Dia menyebut, SE ini merupakan salah satu upaya dalam mengatur kembali aktivitas yang produktif dan aman dari Covid-19.
Yuri pun mengungkapkan, jika sistem pembagian kerja itu pun bisa diterapkan di daerah lain.
"Ini bisa diterapkan di tempat lain dengan cara dan prinsip yang sama. Dan kami akan tetap mengawasi secara ketat kajian epidemiologinya, " tambah Yuri.
Sebelumnya, Yuri mengungkapkan kasus Covid-19 di Indonesia yang mencapai 40.400 kasus.
Jumlah ini tercatat setelah ada penambahan 1.106 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Yurianto memaparkan, setidaknya ada lima provinsi yang mencatat penambahan kasus Covid-19 dengan angka tinggi.
Jawa Timur kembali mencatat penambahan harian tertinggi dengan 245 kasus baru Covid-19.
Berikutnya, ada Sulawesi Selatan dengan 175 kasus baru, Kalimantan Selatan dengan 169 kasus baru, DKI Jakarta dengan 101 kasus baru, dan Jawa Tengah dengan 56 kasus baru.
"Jumlah ini didapatkan dari tracing yang agresif dari setiap kasus positif yang dirawat," tutur Yuri.