Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Epidemiologi Sebut Kota Bogor Aman untuk Terapkan "New Normal"

Kompas.com - 06/06/2020, 13:54 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunus Miko Wahyono menilai, penerapan era kenormalan baru atau new normal sudah dapat dilakukan di Kota Bogor.

Sebab, kata Miko, penambahan pasien positif Covid-19 di Bogor sudah berada di bawah 10 kasus.

"Jadi kota Bogor yang paling aman, pernah nol (kasus) dalam satu minggu, kemudian naik lima atau di bawah 10," kata Miko dalam diskusi online bertajuk "New Normal Are You Ready?", Sabtu (6/6/2020).

Baca juga: Masih Banyak Pelanggaran, Kota Bogor Perketat Pengawasan Selama PSBB Transisi

Miko mengaku menjadi bagian dalam tim ahli penanganan Covid-19 untuk Kota Bogor dan Kota Depok.

Menurut dia, jika penambahan kasus baru di kota tersebut masih di atas 10 orang, maka belum aman untuk diterapkan new normal.

"Jadi saya sarankan untuk dibuka bertahap. Jadi mulai dari paling aman, (aktivitas) pegawai negeri buka dulu," ujar dia.

Sementara untuk Kota Depok, Miko menyarankan untuk menutup daerah dengan penambahan kasus yang tinggi.

Baca juga: Wali Kota Depok: PSBB Proposional Bukan Berarti Euforia Aktivitas Kembali Bebas

 

Menurut dia, Pemkot Depok dapat memberlakukan pembatasan sosial kampung sehat (PSKS) untuk mengatasi masalah tersebut.

Kemudian, ia menyarankan agar Depok melakukan survei di fasilitas umum, seperti pasar, terminal, dan stasiun.

Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kasus serta melakukan serangkaian pencegahan.

"Jadi jangan biarkan tempat-tempat umum itu sebagai sumber penularan. Jadi sudah clear sekarang kasusnya minggu ini menurun. Alhamdulillah mungkin dalam waktu dekat bisa mulai dengan new normal begitu," ucap Miko.

Baca juga: Hari Terakhir PSBB Transisi Kota Bogor, Angka Reproduksi Covid-19 Melandai

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa transisi ini hingga satu bulan ke depan.

Sampai dengan Kamis (4/6/2020), indikator angka reproduksi kasus Covid-19 Kota Bogor menunjukkan tren melandai di 0,5.

Namun, data itu belum dapat mengubah status tingkat kewaspadaan Covid-19 di Kota Bogor yang masih berada di level tiga atau masuk ke dalam kategori zona kuning.

Dengan kata lain, fase normal baru belum dapat diterapkan dan disetujui oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Baca juga: Wali Kota Depok Minta Warga Ibadah di Rumah agar PSBB Tak Diperpanjang

Sementara itu, Wali Kota Depok Mohammad Idris menerapkan pelonggaran pembatasan secara parsial atau sebagian.

Warga tetap diwajibkan mengenakan masker, cuci tangan, serta menjaga jarak fisik selama PSBB proporsional.

Aktivitas yang dibuka juga dikurangi waktu operasional dan jumlah orang yang terlibat di dalamnya, yakni hanya 50 persen dari kapasitas.

PSBB proporsional diterapkan di sebagian besar wilayah Depok yang kasus positif Covid-19 kurang dari dua kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com