Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Wabah, Angka Balita Penderita Kurang Gizi Berpotensi Meningkat

Kompas.com - 03/06/2020, 13:33 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nutrition Specialist Unicef Indonesia Sri Sukotjo mengatakan, angka balita yang menderita kurang gizi di Indonesia diperkirakan akan meningkat akibat wabah Covid-19.

Menurut Sri, sebelum pandemi Covid-19, status gizi balita di Indonesia itu belum optimal.

Dia mencontohkan, sebanyak satu dari tiga anak Indonesia, atau setara dengan tujuh juta balita mengalami stunting.

Kemudian ada sekitar dua juta balita yang mengalami kondisi badan sangat kurus (wasting).

"Memang status gizi kita belum optimal dan pandemi ini sebetulnya membuat risiko untuk kenaikan angka-angka tadi sangat memungkinkan, sangat tinggi (potensinya) akibat pandemi ini," ujar Sri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: New Normal Saat Naik KRL: Penumpang Tak Boleh Berbicara dan Balita Dilarang Naik Kereta

Sri mengatakan, salah satu penyebabnya adalah kegiatan Posyandu yang untuk sementara waktu ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

Akibatnya, kondisi ini berisiko tinggi membuat pemenuhan gizi balita menurun.

"Itu yang sangat mengkawatirkan kami. Sehingga Unicef saat ini membantu Kementerian Kesehatan dalam membuat pedoman layanan gizi pada masa pandemi dan masa new normal," ungkap Sri.

Salah satunya, pedoman memberikan bantuan teknis kepada tenaga kesehatan di daerah tentang bagaimana memberikan layanan teknis langsung kepada masyarakat.

"Misalnya karena Posyandu tidak berjalan jadi kami memberikan bantuan pedoman teknis agar bidan desa bisa memberikan konseling," kata dia.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Tutup Posyandu untuk Cegah Virus Corona

Lewat pedoman teknis itu, para bidan desa disarankan memberikan pelayanan dengan menerapkan prinsip social distancing.

Selain itu, bisa juga memberikan konsultasi dengan media WhatsApp Messenger.

"Jadi bisa memberikan konseling secara virtual tapi kalau sudah agak parah bisa dilakukan kunjungan," ujar Sri.

"Jadi bagaimana memastikan agar anak-anak di daerah itu bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan gizi yang terbaik," tambah dia.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan pelaksanaan imunisasi pada bayi dan balita harus terus berjalan meski ada wabah Covid-19.

Baca juga: Athalia Ridwan Kamil: Meski PSBB, Layanan Posyandu Tidak Boleh Berhenti

Namun, Yuri mengingatkan agar imunisasi tidak dilakukan dengan berkerumun dan berkelompok.

"Kita tak boleh hentikan sama sekali layanan itu. Karena layanan itu hakekatnya adalah hak asasi anak untuk melindungi dari berbagai penyakit, yang dapat dicegah dengan imunisasi, " ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (2/6/2020).

Yuri menuturkan, bayi, balita dan anak-anak tidak boleh sakit. Sebab, mereka semua merupakan harapan bangsa.

Karenanya, pemerintah menyarankan untuk melakukan inovasi dalam kegiatan imunisasi.

Cara-cara lama seperti datang bersama ke Posyandu, berkerumun saat mendengarkan penyuluhan lalu menimbangkan bayi dan balita harus diganti dengan cara baru.

Baca juga: Cegah Gangguan Mata Balita akibat Terlalu Lama Pakai Gawai

Yuri mengajak semua kader kesehatan dan petugas imunisasi di Puskesmas untuk berinovasi menerapkan mekanisme baru imunisasi.

"Termasuk dari orangtua bayi dan balita, karena semua itu kan sudah memiliki kartu atau buku monitoring imunisasi. Maka mintakan imunisasi ini yang terjadwalkan," jelas Yuri.

Dia menyarankan orangtua mengkomunikasinan imunisasi terjadwal dengan petugas di Puskesmas.

"Buat janji sehingga tidak perlu lagi datang berkelompok dalam satu tempat. Sebab ini akan memberikan risiko yang besar. Imunisasi harus berjalan," tegas Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com