Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: "New Normal" Bukan Berarti Merasa Bebas Melakukan Apa Pun

Kompas.com - 02/06/2020, 17:25 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat tak perlu terpengaruh euforia menjelang penerapan era new normal atau kenormalan baru.

Menurut Yurianto, kondisi saat ini justru memaksa masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. 

"Ini bukan sebuah euforia yang kemudian diekspresikan dengan merasa bebas, bebas untuk melakukan apa pun," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: New Normal Pertama di Jateng, Objek Wisata di Kota Tegal Ramai Dikunjungi

Pada era kenormalan baru, masyarakat harus benar-benar patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah.

"Kami minta para keluarga betul-betul melindungi seluruh anggota keluarganya apabila kemudian ada beberapa pusat pembelanjaan yang sudah dibuka," terang dia.

Yuri mengatakan, dengan pembukaan pusat perbelanjaan, bukan berarti masyarakat bisa berperilaku seperti saat sebelum adanya penyebaran virus corona.

Yurianto juga menekankan agar masyarakat tidak membawa orang tua yang riskan terpapar virus corona ke pusat perbelanjaan.

Terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, ginjal, dan hipertensi.

"Oleh karena itu, kebiasaan baru haruslah mulai kita tanamkan kepada seluruh keluarga sejak saat ini," tegas dia.

Hingga kini, kasus meninggal dunia akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir sebanyak 22 orang.

Dengan begitu, total kasus meninggal dunia sebanyak 1.663 orang.

Baca juga: Era New Normal Naik Kereta Api: Wajib Pakai Face Shield, Alatnya Disediakan KAI

Selain itu, pada hari ini terdapat penambahan pasien sembuh Covid-19 sebanyak 298 orang. Total, pasien sembuh di Tanah Air hingga kini sebanyak 7.935 orang, sedangkan kasus positif Covid-19 bertambah 609 orang.

Dengan demikian, akumulasi pasien positif virus corona di Tanah Air hingga kini sebanyak 27.549 orang.

Adapun sebanyak 417 kabupaten dan kota yang tersebar di 34 provinsi telah terdampak penyebaran virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com