"Artinya apa? Ini barang baru, sesuatu yang baru bagi dunia, maka tidak ada negara yang betul-betul siap menghadapi ini," tutur dia.
Menurut Tito, semua negara yang terjangkit Covid-19 saling belajar.
Bahkan negara maju semisal Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Inggris, Jerman dan Perancis di daratan Eropa juga terus belajar.
Dia melanjutkan, korban yang terjangkit Covid-19 dan meninggal dunia di negara-negara tersebut jauh lebih banyak daripada Indonesia.
"Nah, kita belajar dari semua negara, belajar satu sama lain dari keberhasilan dan juga dari kegagalan. Karena semua mencari format. Dan yang kedua, kita juga sekali lagi karena ini wabah terluas dalam sejarah Indonesia modern semenjak 1945, semua provinsi saling belajar satu sama lain," ujar dia.
Baca juga: UMKM Terimbas Krisis, Ini Bedanya antara Krisis 1998 dan Pandemi Covid-19
"Jadi saya pikir tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain. Kita belajar dari negara lain, kita belajar dari daerah lain, belajar dari keberhasilan mereka, dan belajar dari kekurangberhasilannya mereka, kok bisa naik terus? Ada apa? Kok yang itu bisa turun, kenapa? Kok Bali bisa turun," lanjut Tito.
Berdasarkan data Selasa (19/5/2020) kemarin, total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 18.496.
Dari jumlah itu, 1.221 pasien meninggal dunia. Sementara, 4.467 pasien dinyatakan sembuh.
Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan, yakni sebanyak 12.808.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.