Salin Artikel

Tito Karnavian: Krisis Kesehatan Bisa Mengarah ke Krisis Multidimensi

"Krisis kesehatan akibat Covid-19 ini bisa mengarah kepada krisis multidimensi," ujar Tito sebagaimana dikutip dari keterangan pers Kemendagri, Selasa (19/5/2020).

"Dari krisis kesehatan bisa menjadi krisis kemanusiaaan karena banyak yang meninggal. Ini juga berdampak kepada krisis keuangan," lanjut dia.

Kondisi saat ini, kata Tito, pembatasan-pembatasan terjadi menyebabkan berbagai sektor terdampak.

"Hotel-hotel banyak yang tutup, pabrik-pabrik tutup. Semua kegiatan melamban. Ini memberikan pukulan ke semua negara. Pertumbuhan ekonomi semua jatuh Bahkan sudah ada yang minus, kita masih dua koma sekian per hari ini, " jelasnya.

Sektor keuangan pun mengalami pukulan berat. Keuangan pemerintah pusat terpukul karena pendapatan negara berkurang drastis.

Karena pendapatan lebih kecil, sementara kebutuhan belanja besar, maka defisit tidak bisa dihindari.

"Nah di pusat yang terjadi dengan adanya krisis ini pendapatan jelas berkurang. Pendapatan kita nomor satu dari sawit, kedua dari pariwisata, ketiga dari batubara, baru yang lain-lain. Ini semua jatuh, itu diperkirakan hampir Rp 400 triliun dari asumsi yang diharapkan awal tahun, dan ini berpengaruh," papar Tito.

"Semua (anggaran) dipotong. Kemendagri dari Rp 3 triliun dipotong Rp 1 triliun, sudah. Tapi saya sampaikan kepada teman-teman jangan mengeluh. Ini semua keadaan baru, semua terpukul," tambah dia.

Oleh karena itu, Tito mengajak semua pihak tidak saling menyalahkan dalam upaya penanganan Covid-19.

Menurut dia, semua pihak sebaiknya saling membantu dan memberikan dukungan kepada satu sama lain.

"Dalam perang melawan penyebaran Covid-19, semua pihak harus bersatu, saling dukung. Jangan kemudian saling menyalahkan," ujar Tito.

"Semuanya, baik itu Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah, sebaiknya saling belajar dari pengalaman negara lain, apa kelebihan yang bisa diambil dan kekurangan yang bisa dipelajari," lanjut dia.

Lebih lanjut, Tito menjelaskan bahwa Covid-19 saat ini merupakan pandemi terluas yang dialami dunia.

Di Indonesia sendiri, penularan penyakit tersebut merupakan wabah yang terluas.

"Artinya apa? Ini barang baru, sesuatu yang baru bagi dunia, maka tidak ada negara yang betul-betul siap menghadapi ini," tutur dia.

Menurut Tito, semua negara yang terjangkit Covid-19 saling belajar.

Bahkan negara maju semisal Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Inggris, Jerman dan Perancis di daratan Eropa juga terus belajar.

Dia melanjutkan, korban yang terjangkit Covid-19 dan meninggal dunia di negara-negara tersebut jauh lebih banyak daripada Indonesia.

"Nah, kita belajar dari semua negara, belajar satu sama lain dari keberhasilan dan juga dari kegagalan. Karena semua mencari format. Dan yang kedua, kita juga sekali lagi karena ini wabah terluas dalam sejarah Indonesia modern semenjak 1945, semua provinsi saling belajar satu sama lain," ujar dia.

"Jadi saya pikir tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain. Kita belajar dari negara lain, kita belajar dari daerah lain, belajar dari keberhasilan mereka, dan belajar dari kekurangberhasilannya mereka, kok bisa naik terus? Ada apa? Kok yang itu bisa turun, kenapa? Kok Bali bisa turun," lanjut Tito.

Berdasarkan data Selasa (19/5/2020) kemarin, total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 18.496.

Dari jumlah itu, 1.221 pasien meninggal dunia. Sementara, 4.467 pasien dinyatakan sembuh.

Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan, yakni sebanyak 12.808.

https://nasional.kompas.com/read/2020/05/20/07300831/tito-karnavian-krisis-kesehatan-bisa-mengarah-ke-krisis-multidimensi

Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke