Melalui Wakil Pemimpin Redaksi KompasTV, Yogi Nugraha, saya mengirim pesan: harus jalan!
Konser amal dengan pesan “Jangan Mudik” ini harus dibuat sekarang.
Jika kita harus berdiskusi panjang, menunda hingga minggu-minggu ke depan demi persiapan matang, memikirkan promosi acara dan lain sebagainya maka acara ini akan percuma karena sudah terlalu banyak yang mudik.
Kami percaya, niat baik dan keinginan mulia menolong sesama tidak bisa dikalahkan oleh kecemasan tentang persiapan dan urusan tetek bengek. Di sinilah awal perasaan deg-degan itu.
Berjoget sambil berpelukan, berdekatan untuk berjoget ambyar adalah gaya khas Sobat Ambyar, Sad boys and Sad Girls dan banyak lagi sebutan untuk penggemar Didi Kempot.
Pemandangan itu tidak bisa lagi kita saksikan.
KompasTV menulis pesan di layar kaca: tak perlu berkumpul, tidak berdekatan, di rumah saja, kita tetap bisa ber-ambyar bersama dari rumah masing-masing.
Kedengarannya agak absurd atau aneh, tapi tidak bagi penggemar Didi Kempot. Ini kali pertama dan jadi bukti bahwa berjauhan tapi tetap ambyar.
Riang gembira berjoget ambyar, senang bisa menghibur masyarakat yang sedang gundah gulana di tengah krisis Corona ini.
Saya terkagum-kagum melihat respons, semangat Sobat Ambyar dan masyarakat Indonesia tergerak untuk menyumbang.
Donasi yang masuk, sejak Didi Kempot tampil di KompasTV, "menyerbu" bertubi-tubi. Luar biasa.